- Istimewa
Belajar dari Bimas Hindu Kemenag Lewat Konsep Ekoteologi-Green Dharma
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Agama (Kemenag) kembali menegaskan diri sebagai rumah besar bagi seluruh umat beragama di Indonesia, bukan milik satu agama tertentu saja.
Staf Khusus Menteri Agama, Ismail Cawidu, menyebut bahwa salah satunya dapat dilihat dari berbagai program dan capaian yang diinisiasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu yang telah menjalankan peran strategis dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan kerukunan umat.
Ia juga menekankan bahwa publikasi yang kuat dapat menjadi kunci untuk menunjukkan bahwa Kemenag hadir melayani semua pemeluk agama tanpa membeda-bedakan.
“Yang perlu kita lakukan adalah membangun sebuah narasi besar atau grand narrative yang tidak hanya menjelaskan kegiatan-kegiatan teknis pembinaan masyarakat Hindu, tetapi mengglorifikasi nilai-nilai yang ada di dalamnya. Dengan begitu, peran-peran yang sudah dilakukan Bimas Hindu dapat dipahami dan diterima dengan lebih luas oleh masyarakat,” ujar Ismail dalam Media Gathering Publikasi Media bertema “Transformasi Layanan Menuju SDM Hindu yang Unggul” di Lombok, Minggu (10/11/2025).
Dijelaskannya bahwa salah satu kekuatan utama umat Hindu adalah tradisi harmoni dan kerukunan sosial yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat.
Ismail juga mengajak media, baik nasional maupun lokal, untuk ikut memperkuat publikasi yang menggambarkan kontribusi Bimas Hindu bagi bangsa.
“Peran media sangat menentukan bagaimana publik melihat kerja kementerian secara utuh. Penguatan publikasi adalah langkah konkret untuk menunjukkan bahwa Kemenag hadir bagi semua agama. Karena itu, kolaborasi dengan media menjadi sangat penting,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Bimas Hindu, I Nengah Duija, menyambut baik dorongan dari Menteri Agama untuk memperkuat komunikasi publik.
Khususnya untuk memperlihatkan capaian Bimas Hindu di bidang pendidikan, pelayanan keagamaan, hingga pengembangan SDM, hingga dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat luas.
Upaya ini, menurutnya, merupakan bagian dari komitmen menciptakan tata kelola keagamaan yang adaptif, modern, dan berintegritas. Namun, ia juga mengingatkan bahwa membangun narasi besar saja tidak cukup tanpa penguatan ideologi.
“Maka ini akan rentan sekali terhadap dengan perbedaan-perbedaan yang selama ini kita pencitraan media itu lebih mendukung kepada yang berbeda, tidak mendukung pada persamaan, sebagaimana disampaikan oleh Pak Menteri,” ujarnya.
Salah satu bentuk konkret implementasi nilai keagamaan yang berwawasan lingkungan adalah program Green Dharma yang terinspirasi dari konsep ekoteologi yang digagas Menteri Agama.
Gerakan ini mengimplementasikan konsep ekoteologi lewat berbagai kegiatan nyata seperti penanaman pohon, pelepasan satwa, hingga kampanye lingkungan lain termasuk anti-plastik. Tujuannya adalah menghidupkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.
Melalui Ditjen Bimas Hindu, gerakan ini sebelumnya telah diwujudkan lewat kegiatan penanaman ribuan pohon pada hari suci Tumpek Wariga, pelepasan ikan, burung, dan tukik pada Tumpek Uye, serta kampanye bebas plastik di kampus-kampus.
“Program ini sekaligus mempertegas peran ajaran agama dalam menjaga keseimbangan ekologi dan spiritualitas, serta menjadi bentuk nyata implementasi ekoteologi Hindu di tengah upaya menjaga keberlanjutan bumi,” ujar Nengah.
“Program ini harapannya juga dapat menjadi semacam gerakan nasional yang bisa ditiru umat lain, terutama untuk mempererat kerukunan dan harmoni,” imbuhnya.
Selain bidang lingkungan, Bimas Hindu juga berfokus pada penguatan ekonomi dan ketahanan keluarga umat Hindu.
Program tersebut diwujudkan melalui pendirian 27 Rumah Bina Keluarga Sukinah (RBKS) di berbagai daerah. Konsep Sukinah ini sama dengan istilah Sakinah dalam istilah Islam. Ditambah lagi dengan bantuan usaha ternak dan UMKM di delapan lokasi sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi berbasis dharma.
Pembentukan Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) dan penguatan Lembaga Pengembangan Dharma Gita (LPDG) turut menjadi langkah penting dalam mengelola dana punia dan melestarikan seni keagamaan Hindu secara nasional.
Upaya yang dilakukan Kemenag melalui Bimas Hindu adalah ‘wajah’ keseriusan pemerintah dalam merawat kerukunan antarumat beragama sekaligus memperkuat nilai-nilai kebangsaan yang inklusif. (rpi)