- tvOneNews
Dari Jejak Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pengamat Intelijen dan Terorisme Mewanti-wanti Adanya Gerakan...
Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat Intelijen dan Terorisme Ridlwan Habib menyoroti jejak hingga senjata mainan milik terduka pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta berinisial F.
Melalui senjata mainan ditemukan setelah ledakan di SMAN 72 Jakarta, terduga pelaku memberi isyarat paham aliran ideologi Neo-Nazi.
Ridlwan Habib menduga jejak dan senjata mainan terduga pelaku dikhawatirkan sebagai gerakan aksi terorisme di Indonesia.
"Saya kira malah ini menjadi alarm tanda bahaya. Semoga ini yang terakhir dan ini harus segera dilakukan semacam patroli cyber secara intensif," ujar Ridlwan Habib di program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne dikutip, Minggu (9/11/2025).
Menurut Ridlwan, F bukanlah sebagai pelaku, melainkan menjadi korban dari aksi terorisme.
- Istimewa
Ridlwan mengatakan bahwa, SMAN 72 Jakarta juga bukan sebagai target utama dari aksi terorisme.
Ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) merupakan aksi di luar kontrol terduga pelaku.
"Saya menyebutnya korban sebenarnya karena anak ini kasian. Dia korban yang pertama dan yang terakhir," katanya.
Lebih lanjut, Ridlwan menuturkan bahwa, ledakan di SMAN 72 juga dikhawatirkan dapat menginspirasi pihak lain, terutuama rekan-rekan terduga pelaku.
"Jangan sampai ini ada jejaring lain atau teman-teman yang satu ide kemudian terinspirasi dari yang sudah dia lakukan itu. Ini bahaya banget," jelasnya.
- tvOnenews/Rika Pangesti
Ridlwan tidak heran kenapa siswa sekolah sebagai terduga pelaku ledakan karena selama ini tim pemberantasan terorisme hanya berfokus pada aksi terorisme klasik.
Ia mencontohkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Intelijen Nasional (BIN) dan sebagainya hanya memantu jaring terorisme dari sayap kanan.
Menurut penuturannya, paham New Neo-Nazi yang menginspirasi terduga pelaku berbeda arah dari aksi sayap kanan.
"Secara statistik sudah sangat turun pengeboman terakhir untuk kelompok saya menyebutnya Islam radikal terakhir menyerang pos polisi di dalam masjid di Cirebon pada 2022," bebernya.
Tentu insiden di SMAN 72 Jakarta, kata Ridlwan, ledakan di masjid saat para siswa dan guru menjalankan agenda shalat Jumat mengejutkan publik.
"Bahwa ternyata tidak hanya jaringan klasik ini, ternyata ada jaringan baru ini yang juga berbahaya karena ini mengincar adik-adik kita," lanjutnya.
Soal terduga pelaku sebagai korban bullying, Ridlwan mengatakan faktor ini harus dicegah oleh negara.
Ridlwan menambahkan, tetapi negara tidak boleh hanya berpusat di situ, tetapi harus mengantisipasi kemunculan gerakan New Neo-Nazi.
"Anaknya harus pendampingan mental memang itu penting banget. Tapi mohon jangan berhenti di situ, harus ada antisipasi lebih dalam spesifik secara forensik digital," terangnya.
"Komunikasi dia, laptop dia, handphone dia, kemudian jejak-jejak website yang pernah dia buka apa saja. Dari situ akan melihat polanya," sambungnya.
Sebelumnya polisi melalui tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Utara, Densus 88 Antiteror, dan Puslabfor Mabes Polri telah menggeledah sebuah rumah terduga pelaku.
Terduga pelaku diduga tinggal di sebuah rumah di Jalan Mahoni 1, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, polisi menemukan sejumlah alat dan bahan selaras dengan barang bukti ditemukan di lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta.
"Setelah melakukan pendataan dan pengelolahan barang bukti dan dilanjutkan dengan pengeledahan. Ternyata ada persesuaian dari beberapa alat barbuk tersebut," ujar Budi, Sabtu (8/11/2025) malam.
Diketahui, ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta muncul ketika para siswa hingga tenaga pengajar dan staf sekolah menjalankan agenda shalat Jumat, 7 November 2025.
Setelah khatib menyelesaikan khutbah Jumat, ledakan besar mengguncang di tengah-tengah masjid.
Seseorang yang tergeletak di sebelah senjata laras panjang mainan diduga sosok pelaku ledakan teridentifikasi berinisial F.
Temuan senjata mainan tersebut bertuliskan sejumlah kode, nama-nama teroris dunia dengan paham aliran Neo-Nazi.
(hap)