- Abdul Gani Siregar
Menlu Sugiono Serukan Akhiri Konflik Dunia di Forum KTT ASEAN: Ketika Perdamaian Retak di Satu Tempat, Dunia Mulai Runtuh
Kuala Lumpur, tvOnenews.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, menyerukan diakhirinya berbagai konflik global, mulai dari Gaza hingga Ukraina, karena menurutnya kerusakan perdamaian di satu kawasan dapat mengguncang stabilitas dunia secara keseluruhan.
Pernyataan itu disampaikan saat ia mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam KTT ASEAN Forum East Asia Summit (EAS) ke-20 di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, dikutip Selasa (28/10/2025).
“Ketika perdamaian rusak di satu tempat, seluruh dunia mulai retak,” ujar Sugiono di hadapan para pemimpin dunia.
Ia menyoroti penderitaan rakyat Palestina akibat konflik yang tak kunjung berakhir. Indonesia, katanya, menyambut baik inisiatif Presiden Donald Trump untuk mendorong perdamaian di Timur Tengah, namun menekankan perlunya upaya kolektif yang tulus untuk mewujudkan solusi dua negara.
“Indonesia menyambut inisiatif Presiden Trump untuk perdamaian di Timur Tengah dan menyerukan upaya kolektif yang tulus untuk mengakhiri konflik di Gaza serta menuju implementasi solusi dua negara,” tegasnya.
Sugiono juga menekankan bahwa suara negara-negara besar seperti China, Rusia, dan Amerika Serikat memiliki pengaruh besar terhadap arah perdamaian dunia.
“Suara China, Rusia, dan Amerika Serikat memiliki bobot yang luar biasa. Ketika Anda berdiri bersama untuk perdamaian, itu benar-benar dapat mengubah arah sejarah,” katanya.
Ia menyampaikan, konflik di Palestina dan Ukraina harus segera berakhir agar setiap bangsa dapat hidup dalam kedamaian, martabat, dan kemakmuran.
“Konflik harus berakhir di Palestina, di Ukraina, dan di mana pun agar setiap bangsa dapat berkembang dalam kedamaian, martabat, dan kemakmuran,” ujarnya.
Lebih jauh, Sugiono menegaskan prinsip dasar politik luar negeri Indonesia yang menjunjung persahabatan dengan semua pihak.
“Prinsip yang memandu Indonesia sederhana: seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak,” katanya.
Ia menutup pidato dengan menegaskan kembali peran EAS sebagai perwujudan visi Indonesia untuk membangun kawasan yang damai dan saling menghormati.
“East Asia Summit mewujudkan visi Indonesia, sebuah kawasan yang dibangun atas dasar dialog, kerja sama, dan saling menghormati,” tutupnya. (agr/nsp)