- pixabay
Rupiah Menguat Tipis, Harapan Perundingan Dagang AS-China Jadi Angin Segar Pasar
Sentimen Domestik Masih Menekan
Meski faktor eksternal mendukung, pasar domestik masih dibayangi potensi tekanan baru dari perubahan metodologi Morgan Stanley Capital International (MSCI) terhadap indeks saham Indonesia.
MSCI tengah mempertimbangkan penyesuaian perhitungan free float yang dapat menurunkan bobot beberapa saham besar Indonesia, termasuk BBCA, AMMN, BMRI, dan Telkom.
Masukan publik terhadap perubahan ini akan dibuka hingga 31 Desember 2025, dan hasil finalnya diumumkan paling lambat 30 Januari 2026. Jika disetujui, aturan baru akan berlaku pada review Mei 2026.
“Potensi penurunan bobot saham Indonesia bisa memicu sell-off ekuitas dalam jangka pendek, sehingga investor perlu tetap waspada,” jelas Lukman.
Arah Rupiah ke Depan
Dengan kombinasi sentimen global dan domestik, pergerakan rupiah diperkirakan masih terkendali di kisaran Rp16.600–Rp16.700 per dolar AS dalam jangka pendek.
Optimisme pasar kini bertumpu pada hasil pertemuan Trump dan Xi Jinping di Korea Selatan yang bisa menjadi titik balik dalam hubungan ekonomi kedua negara. Jika tercapai kesepakatan final, rupiah berpeluang menguat lebih signifikan dan menutup akhir Oktober dengan catatan positif.
Untuk sementara, investor masih bersikap hati-hati sambil menunggu sinyal jelas dari pasar global dan kebijakan moneter lanjutan dari Bank Indonesia serta The Federal Reserve. (ant/nsp)