- Tangkapan layar tvOne
Polisi Akhirnya Periksa Ponsel dan Laptop Milik Timothy Anugerah, Jejak Digital dan Rekaman CCTV Ditelisik
Jakarta, tvOnenews.com - Kepolisian Daerah (Polda) Bali terus mendalami kasus kematian tragis mahasiswa Universitas Udayana (Unud) Timothy Anugerah Saputra (TAS) yang ditemukan tewas setelah jatuh dari lantai empat Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Rabu, 15 Oktober 2025 lalu.
Sebagai bagian dari penyelidikan, polisi kini memeriksa ponsel dan laptop milik korban untuk mencari petunjuk yang dapat mengungkap penyebab pasti kematian Timothy, apakah murni karena bunuh diri, kecelakaan, atau terdapat unsur lain.
“Ada perangkat dari korban yang kami berusaha dalami, untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda penyebab yang bersangkutan melakukan bunuh diri. Itu ponsel dan laptop,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Polisi Ariasandy. dikutip dari Antara, Minggu (26/10/2025).
Menurut Ariasandy, proses pemeriksaan sempat mengalami kendala karena pihak keluarga menolak membuka akses data pribadi TAS. Bahkan, ibu korban sempat menandatangani surat pernyataan yang berisi penolakan untuk melanjutkan kasus ini ke jalur hukum serta menyatakan menerima kematian putranya sebagai takdir.
Namun, setelah dilakukan pendekatan dan penjelasan lebih lanjut oleh pihak kepolisian, keluarga akhirnya bersedia menyerahkan kedua perangkat tersebut.
Ponsel dan laptop itu kemudian diserahkan ke Direktorat Reserse Siber Polda Bali untuk diperiksa secara forensik digital.
Hingga kini, polisi masih menganalisis isi perangkat tersebut untuk mengetahui apakah terdapat keterkaitan antara kematian korban dengan aktivitas komunikasi yang terekam di dalamnya.
“Masih kami selidiki, begitu sudah selesai, baru kami bisa pastikan apakah kejadiannya ada indikasi ke pidana, dia kecelakaan, atau dia memang betul-betul bunuh diri,” kata Ariasandy.
Selain menelusuri data digital, penyidik juga memeriksa rekaman CCTV di Gedung FISIP Universitas Udayana dari tanggal 15 hingga 20 Oktober 2025.
Dari hasil pemeriksaan, polisi menemukan tiga kamera CCTV statis yang tidak mengarah ke lokasi tempat korban diduga jatuh.
“Ada tiga CCTV yang statis, tidak bisa digerakkan, mengarahnya ke tangga, kemudian ke bangunan, tetapi tidak cover lokasi korban diduga bunuh diri,” jelasnya. (ant/rpi)