news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Kuasa hukum keluarga Muhamad Ilham Pradipta, Kacab BRI.
Sumber :
  • Tim tvOnenews/Rika Pangesti

Kematian Kacab BRI Diduga Berkaitan dengan Sindikat Pembobolan Bank Ratusan Miliar, Dana Dilacak Menguap ke Bitcoin

Kasus kematian tragis Muhamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang (Kacab) BRI yang ditemukan tewas dua bulan lalu, mulai menguak dimensi baru
Selasa, 21 Oktober 2025 - 13:36 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com — Kasus kematian tragis Muhamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang (Kacab) BRI yang ditemukan tewas dua bulan lalu, mulai menguak dimensi baru.

Kuasa hukum keluarga korban, Boyamin, menyebut peristiwa itu bukan sekadar penculikan yang berujung maut, melainkan bagian dari jejaring besar pembobolan bank lintas lembaga keuangan yang melibatkan pelaku-pelaku profesional dan oknum dalam industri perbankan.

“Ini bukan sekadar penculikan atau penganiayaan biasa. Kami menduga kuat ini terkait rencana besar pembobolan bank. Ada motif ekonomi besar di balik kematian almarhum,” tegas Boyamin, mewakili keluarga korban saat peringatan dua bulan kematian Ilham di Mapolda Metro Jaya, Selasa (21/10).

Menurut hasil penelusuran tim hukum, sebelum peristiwa terjadi, almarhum Ilham sempat didatangi tiga orang yang berupaya 'membujuk' agar ia bekerja sama dengan kelompok tertentu.

Salah satunya, Deni, pria asal Bandung yang pernah dipenjara karena kasus penggelapan dan dikenal kesulitan ekonomi, disebut bergabung dalam kelompok yang diduga dikendalikan seorang berinisial DH.

“Deni bahkan sempat mengatakan pada sejumlah orang bahwa dia akan ‘kembali kaya raya’. Belakangan kami temukan dia bergabung dengan kelompok pembobolan bank. Dari sini kami melihat, Ilham dibujuk untuk ikut, tapi menolak. Dan penolakannya itu berujung pada kematian,” jelas Boyamin.

Dari data yang dihimpun, kelompok ini diduga terkait dengan serangkaian pembobolan bank besar seperti BNI senilai Rp204 miliar dan beberapa bank lain dengan total mencapai lebih dari Rp450 miliar. Uang hasil bobolan disebut telah diputar dalam bentuk aset digital.

“Diduga dana hasil pembobolan itu dilacak mengalir ke sistem kripto, bahkan sebagian sudah dijadikan bitcoin. Karena itu uangnya sulit dilacak kembali,” ungkap Boyamin.

Ia menilai kasus ini menunjukkan modus baru kejahatan 'kerah putih' kombinasi antara fraud perbankan dan cybercrime dengan pola terorganisir lintas lembaga.

“Ini bukan kerja perorangan. Ini kejahatan yang sistemik, terstruktur, dan sudah merambah banyak bank. Ada kerja sama antara orang dalam dan sindikat IT eksternal,” katanya.

Lebih jauh, Boyamin mengungkap, dari jejak forensik dan keterangan saksi, korban diyakini sudah meninggal akibat patah leher sebelum dibuang ke lokasi penemuan jasad.

“Kalau penculikan biasa, korban akan diselamatkan. Tapi ini jelas dihabisi. Bahkan pelaku yang membuang jenazah mengaku tidak tahu apakah korban masih hidup atau mati. Itu artinya sudah tidak bernyawa saat dibuang,” ujarnya.

Ia pun menyoroti dugaan adanya upaya menutupi skema besar ini dengan tetap mengkategorikan kasus sebagai penculikan.

“Kalau tetap dipaksakan sebagai penculikan, maka motif utamanya yakni pembobolan bank akan tenggelam. Padahal, korban ini bisa jadi mati karena menolak ikut dalam kejahatan keuangan besar,” ujarnya tajam.

Lebih mengejutkan, Boyamin juga mengaitkan kasus ini dengan pola pembobolan lain di sektor keuangan digital.

“Ada kasus pinjol yang dananya hampir Rp200 miliar dilarikan ke luar negeri. Semua menunjukkan pola sama: dana besar, sindikat lintas negara, dan pelibatan teknologi tinggi,” ungkapnya.

Bagi Boyamin, kematian Ilham bukan hanya tragedi keluarga, tapi alarm nasional terhadap lemahnya pengawasan dunia perbankan.

“Kalau pejabat bank yang jujur bisa dihabisi karena menolak ikut pembobolan, artinya kita sedang menghadapi kejahatan yang sudah masuk ke jantung sistem keuangan negara,” ujarnya.

Keluarga korban kini mendesak penyidik agar tidak berhenti pada pasal penculikan. Mereka menuntut agar seluruh jaringan pembobolan bank yang diduga menjadi dalang kematian Ilham diusut hingga tuntas, termasuk aliran dana yang berubah wujud menjadi bitcoin.

“Ini bukan cuma soal keadilan untuk Ilham, tapi soal menyelamatkan sistem keuangan dari sindikat yang bisa membuat bank kolaps dan ekonomi terguncang,” tutup Boyamin.

(rpi/ree)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral