- Istimewa
Cerita Lengkap Para Korban Penyekapan sekaligus Penyiksaan Modus COD Mobil di Tangsel, Dessi Juwita Sebut Para Pelaku...
Jakarta, tvOnenews.com - Cerita lengkap empat korban penyekapan sekaligus penganiayaan dengan modus Cash On Delivery (COD) mobil di Tangerang Selatan.
Subuh itu masih gelap saat Dessi Juwita nekat kabur dari rumah di Jalan Eboni 2 Nomor 15, Pondok Aren, Tangsel.
Dua hari lamanya ia bersama suami, Indra alias Riky, dan dua rekannya, Nurul alias Ibenk serta Ajit Abdul Majid, disekap dan disiksa tanpa ampun oleh sekelompok orang.
“Jam 4.50 subuh, saya lihat penjaga-penjaganya sudah terlelap. Ada satu perempuan dan tiga laki-laki. Saya pelan-pelan keluar dari kamar, lalu menuju pintu,” kata Dessi dalam kesaksiannya, dikutip Minggu (19/10/2025).
- Tangkapan layar-Instagram @wargajakarta.id
Bagai mendapat durian runtuh, pintu rumah tempatnya disekap tidak dikunci saat itu. Tapi, ketika sampai di gerbang, pintu besi itu sulit dibuka. Panik, Dessi mencari jalan lain.
“Saya pindah ke samping rumah, ada pagar besi. Saya nekat manjat, lompat. Sampai celana saya robek,” ujarnya.
Begitu berhasil keluar, Dessi langsung berlari sekencang mungkin. Napasnya tersengal, tubuhnya gemetar.
Di ujung gang, ia bertemu seorang kakek yang menolong membawanya keluar ke jalan besar.
“Saya tanya dulu, ini daerah apa, Pak? Katanya Taman Mangu, Pondok Aren,” kata Dessi mengenang.
Dari sana, nasib baik berpihak padanya. Seorang sopir taksi yang kebetulan melintas berhenti dan bersedia menolong.
Dessi pun diantar ke rumah mertuanya di Cibubur, lalu menghubungi keluarganya di Bandung. Atas saran sang kakak, ia langsung melapor ke Polda Metro Jaya.
“Tim Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya cepat sekali menindaklanjuti laporan saya,” katanya.
Tak lama, polisi datang ke lokasi. Dessi menyaksikan pemandangan memilukan dimana suaminya, Indra, babak belur.
“Punggungnya sudah enggak karuan. Dicambukin sampai ancur,” ujarnya.
Sementara itu, Indra menceritakan, selama dua hari mereka disiksa tanpa henti.
“Dipukul pakai selang, kabel segede jempol, hanger, bahkan rokok. Kalau bukan Resmob datang, mungkin kami sudah mati,” katanya lirih.