- Kadin Indonesia
Tegaskan Komitmen Kadin Wujudkan Ekonomi Berkelanjutan, Anindya Bakrie Dorong Dunia Usaha Terapkan ESG
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan komitmen dunia usaha dalam memperkuat penerapan prinsip keberlanjutan untuk membangun masa depan ekonomi hijau.
Anin menilai kolaborasi antara sektor swasta, lembaga keuangan, dan pemerintah menjadi kunci utama dalam mempercepat transformasi menuju ekonomi yang inklusif dan berdaya saing.
Hal itu disampaikan Anin dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jumat (10/10/2025).
Forum ini menjadi ajang penting bagi pelaku industri, pemerintah, dan mitra global dalam membahas langkah konkret mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
“Kadin Indonesia berkomitmen melaksanakan ekonomi hijau, sebuah paradigma dan arah kebijakan pembangunan yang sudah menjadi agenda global dan nasional,” ujar Anin, dikutip Minggu (12/10/2025).
Anin memaparkan bahwa Kadin dalam menjalankan kegiatan investasi selalu memperhatikan prinsip ESG (environmental, social, and governance) sebagai panduan dan sistem penilaian keberlanjutan. Prinsip ini, katanya, menjadi ukuran penting dalam menilai tanggung jawab berbagai entitas, baik perusahaan, lembaga keuangan, maupun instansi pemerintah.
Menurutnya, pembangunan ekonomi tidak seharusnya hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga kesejahteraan bersama. Sebab konsep pembangunan berkelanjutan harus mencakup lima pilar utama, yakni planet, people (manusia), prosperity (kemakmuran), peace (kedamaian), dan partnership (kemitraan).
“Pembangunan ekonomi tidak hanya berorientasi pada profit perusahaan, melainkan prosperity, yakni kesejahteraan bersama, kini dan hingga masa akan datang. Prosperity merujuk pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan menjaga planet, people, melibatkan masyarakat (partnership), dan menjaga perdamaian (peace),” jelas Anin.
Ia menegaskan bahwa arah transformasi ekonomi hijau Kadin selaras dengan kebijakan pemerintah dan komitmen global terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Selaras dengan agenda pemerintah dan global, Kadin kini bertransformasi dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan profit ke pembangunan ekonomi yang lebih memperhatikan lingkungan, kondisi masyarakat, dan kesejahteraan bersama,” tutur Anin.
Lebih lanjut, ia menilai pertumbuhan ekonomi yang inklusif hanya dapat terwujud jika seluruh pelaku usaha, termasuk UMKM dan koperasi, turut berperan aktif dalam rantai ekonomi hijau.
“Yang bertumbuh tidak hanya pelaku usaha skala korporasi, melainkan juga UMKM dan koperasi. Semuanya bergerak bersama untuk membuka lapangan kerja, mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dan mencapai laju pertumbuhan ekonomi inklusif sebesar 8%,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa keberlanjutan kini bukan lagi beban, melainkan fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang Indonesia.
“Keberlanjutan bukan hanya tentang melindungi lingkungan, tetapi juga tentang bagaimana kita tumbuh, bagaimana ekonomi kita bisa lebih cepat, lebih efisien, dan lebih bersih sekaligus. Ekonomi yang berkelanjutan adalah ekonomi yang mendorong kemajuan tanpa menguras sumber daya yang menopangnya. Dalam hal ini, keberlanjutan adalah panggilan moral sekaligus strategi ekonomi,” jelas Menteri AHY.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM RI, Rosan P. Roeslani, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah fokus mengembangkan proyek Waste to Energy, yang akan dimulai di 10 kota besar. Program ini disebut telah menarik minat 192 perusahaan dari berbagai negara.
“Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, mencapai hampir 3.700 gigawatt, terdiri dari energi surya 3.294 GW, angin 155 GW, air 95 GW, pasang surut 63 GW, bioenergi 57 GW, dan panas bumi 23 GW. Namun, pemanfaatannya saat ini masih di bawah satu persen atau sekitar 15,2 GW. Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang sangat menarik bagi para investor global yang memiliki teknologi dan kapasitas pendanaan untuk mengembangkan proyek energi hijau berskala besar,” ujar Menteri Rosan. (rpi)