news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Anak Berkebutuhan Khusus Kini Semakin Berdaya, Bisa Bersaing di Dunia Kerja Profesional.
Sumber :
  • tvOnenews/Rika Pangesti

Cerita Kevin Lokenga, Anak Berkebutuhan Khusus Asal Kongo Bisa Jadi Housekeeper di Hotel Berkelas di Jakarta

Edhie menjelaskan, lembaganya berdiri sejak tahun 2022 dengan misi menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, terutama di bidang hospitality.
Minggu, 5 Oktober 2025 - 19:59 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvonenews.com – Kevin Lokenga (23), seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) yang berasal dari Kongo, kini menembus dunia kerja profesional sebagai staf food & beverage di hotel bintang tiga kawasan Jakarta.

Kevin yang juga putra dari Deputy Representative UNICEF Indonesia, Jean Nsonjiba Lokenga, menjadi salah satu contoh nyata bahwa anak berkebutuhan khusus mampu mandiri serta berdaya jika mendapat kesempatan yang setara.

Perjalanan Kevin menuju dunia kerja tidak instan. Ia merupakan peserta program pelatihan dari Matalesoge Special Needs Services Foundation, lembaga yang fokus membekali anak-anak berkebutuhan khusus agar siap terjun ke dunia kerja profesional.

“Kevin ini salah satu anak kami yang sangat berdedikasi. Ia memulai dari pelatihan dasar, lalu magang (internship) di Artotel Thamrin sebagai housekeeping, dan sekarang sudah diterima bekerja di hotel bintang tiga di Jakarta, Room Inc Setiabudi," ujar Edhie Rianto, Founder Matalesoge kepada tvOnenews.com di Spekix 2025, JICC, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025).

Edhie menjelaskan, lembaganya berdiri sejak tahun 2022 dengan misi menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, terutama di bidang hospitality.

“Jenapa kita di Hospitality? Karena memang saya kenal banyak sama orang-orang Hotel. Dan kita udah sign agreement sama salah satu hotel yang terbesar di Indonesia sekarang ini Artotel Group. Artototel Group sudah menerima anak dari kita. Dua anak kita bekerja jadi daily worker di sana," ungkap Edhie.

"Kami melatih anak-anak berkebutuhan khusus agar punya keterampilan kerja nyata di sektor hotel dan restoran. Ada yang di housekeeping, F&B, hingga IT," imbuhnya.

Kevin termasuk dalam kategori autisme high functioning yang mampu berkomunikasi dua arah, mandiri, dan tidak tergantung pada obat-obatan.

Ia juga berangkat kerja sendiri menggunakan transportasi umum dan menjalankan rutinitas seperti pekerja hotel lainnya.

Soal perundungan atau bullying, Edhie mengaku Kevin sama sekali tidak pernah bercerita adanya bullying. Sejauh ini, baik-baik saja. Justru, menurut pengakuan Kevin, warga Indonesia jauh lebih ramah, jika dibandingkan di negara sebelumnya yang pernah ia jejaki.

“Tidak pernah, dari awal sampai saat ini kita menjalani, tidak pernah ada bully. Justru Kevin mengaku di negaranya sendiri di Kongo, jauh lebih baik Indonesia, dia betah, mau lama-lama di sini," bebernya.

Sebelum diterima bekerja, Kevin menjalani program pelatihan selama dua tahun di Matalesoge.

Di sana, ia mendapat pelatihan berbasis minat dan bakat, serta menjalani simulasi kerja di lingkungan hotel. Setelah itu, Kevin melalui proses wawancara dan seleksi yang sama seperti pelamar umum.

“Kami tidak memberikan perlakuan khusus dalam proses rekrutmen. Mereka harus melewati tahapan profesional agar benar-benar siap. Kami ingin mereka diterima karena kemampuan, bukan belas kasihan,” tegas Edhie.

Selain membina peserta, Matalesoge juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pihak hotel untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan inklusif.

“Kami ajarkan staf hotel cara berinteraksi dan memberi dukungan kepada rekan kerja berkebutuhan khusus, termasuk cara menghadapi tamu dengan kondisi serupa,” jelas Edhie.

Kini, Matalesoge telah menyalurkan puluhan anak berkebutuhan khusus untuk bekerja di berbagai hotel di Jakarta.

Beberapa di antaranya bekerja paruh waktu tiga hari seminggu, sesuai ketentuan dari Kementerian Ketenagakerjaan.

Hasilnya pun terlihat. Banyak tamu hotel yang memberikan apresiasi positif atas kinerja mereka.

“Anak-anak ini justru sering mendapat pujian dari tamu karena pelayanan mereka yang lebih ramah dan penuh perhatian,” ujar Edhie.

Bagi Kevin Lokenga, pekerjaan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan simbol kemandirian dan kebanggaan. Ia kini bisa menghasilkan uang sendiri, mengelola penghasilan, dan terus mengasah kemampuannya di dunia perhotelan.

“Cerita Kevin membuktikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus bisa berdaya, mandiri, dan diakui kemampuannya. Yang mereka butuhkan hanyalah kesempatan dan dukungan,” tutur Edhie.

"Kami tidak menciptakan belas kasihan, tapi membuka jalan bagi keadilan, agar semua anak, termasuk mereka yang spesial, bisa memiliki masa depan yang sama," pungkasnya.

(rpi)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral