- Antara
BPS Ungkap Kemiskinan Jakarta Naik 4,28 Persen, Lorong Sempit Johar Baru Jadi Cerminan Statistik
Jakarta, tvOnenews.com — Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengungkapkan, angka kemiskinan di ibu kota pada Maret 2025 mencapai 4,28 persen atau setara 464,87 ribu orang. Jumlah ini naik 0,14 persen poin dibandingkan September 2024 yang sebesar 4,14 persen.
Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menyebut kenaikan tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor.
“Garis Kemiskinan Maret 2025 naik 0,79 persen. Selain itu, pola konsumsi masyarakat juga berpengaruh, di mana makanan mencapai 69,41 persen dan non makanan 30,59 persen. Umumnya di perkotaan terjadi kenaikan angka kemiskinan,” ujar Nurul saat dihubungi tvOnenews.com, Sabtu (20/9/2025).
BPS mencatat, garis kemiskinan pada Maret 2025 berada di angka Rp 852.768 per kapita per bulan. Dengan rata-rata rumah tangga miskin memiliki 4,9 anggota keluarga, sebuah keluarga miskin di Jakarta harus memiliki penghasilan minimal Rp 4,17 juta per bulan hanya untuk bisa bertahan hidup.
Namun, di balik data statistik itu, kenyataan di lapangan menegaskan betapa angka-angka tersebut hidup dalam keseharian masyarakat.
Penelusuran tvOnenews.com ke kawasan Kramat Pulo Gundul, Tanah Tinggi, Johar Baru, memperlihatkan lorong-lorong sempit tanpa sinar matahari yang dihuni ratusan kepala keluarga.
Anak-anak berlarian riang meski tak tersentuh cahaya. Seorang ibu memasak di rumah berukuran 2x3 meter yang sekaligus menjadi tempat tidur dan ruang keluarga.
Sementara di rumah lain, seorang remaja terlelap di lantai beralaskan matras tipis, diterangi lampu pendar biru samar.
Potret itu menjadi cerminan nyata dari data yang dirilis BPS yakni kemiskinan di Jakarta tidak hanya bergerak di atas kertas, tetapi berwujud dalam lorong-lorong gelap, ruang-ruang sempit, dan perjuangan keluarga-keluarga miskin untuk tetap bertahan hidup di ibu kota. (agr/iwh)