- tvOnenews.com/Rika Pangesti
10 Tahun Menunggu Janji, Pedagang Pasar Blok A Bertahan di Balik Pagar dengan Lapak Seadanya
Jakarta, tvOnenews.com - Deretan tenda biru dan meja kayu reyot berjejer di pinggir Jalan Jalan Pete II, Blok A, Jakarta Selatan.
Di balik pagar tinggi yang membatasi proyek terbengkalai Pasar Blok A, pedagang kecil berusaha bertahan hidup dengan lapak seadanya.
Suara klakson kendaraan bercampur teriakan pedagang menawarkan dagangan, menciptakan suasana pasar yang tak pernah benar-benar mati meski tubuhnya sudah lama dirobohkan.
Sri, pedagang buah yang sudah berjualan lebih dari 15 tahun, menghela napas panjang saat ditanya tentang nasib Pasar Blok A. Ia masih ingat saat bangunan lama diratakan demi proyek MRT.
“Katanya nanti kita dibangunkan pasar baru. Tapi sampai sekarang, sudah 10 tahun, nggak ada kejelasan,” ujarnya lirih.
Awalnya, para pedagang sempat berpindah ke Pasar Sambas sebagai tempat penampungan sementara. Namun tak lama, pasar itu dilalap api.
“Pasar Sambas kebakaran, banyak yang bilang sengaja dibakar. Dari situ, kita nggak tahu lagi harus ke mana. Akhirnya pindah ke sini, di pinggir jalan, di balik pagar Blok A,” tutur Sri.
Setiap hari, Sri bersama pedagang lain harus berdamai dengan panas terik, hujan deras, hingga debu jalanan. Mereka juga kerap khawatir digusur karena menempati jalanan.
“Kita dagang di sini seadanya. Nggak nyaman, tapi mau gimana lagi? Kalau nunggu pasar dibangun, bisa-bisa anak nggak makan,” tambahnya.
Lapak-lapak darurat itu jadi saksi bisu perjuangan pedagang Blok A mempertahankan hidup.
Mereka merasa janji pemerintah hanya tinggal janji, sementara mereka harus terus berhadapan dengan ketidakpastian.
“Kami cuma minta kepastian. Jangan tiap tahun dibilang mau dibangun, tapi nyatanya nol. Kasihan pedagang kecil, kami cuma cari makan,” tegas Sri.
Hinggaa kini, bayangan pasar baru yang modern belum juga terwujud. Yang ada hanya pedagang kecil yang setia menunggu di balik pagar, berdagang di pinggir jalan, menanti janji yang tak kunjung ditepati.
Cerita serupa juga dilontarkan oleh Ning, pedagang nasi dan lauk yang telah berjualan selama 20 tahun di Pasar Blok A.