- Istimewa
Kasus Nadiem Makarim Disorot, Profil Orang Tuanya Justru Penuh Integritas dan Tokoh Antikorupsi
Sang ayah, Nono Anwar Makarim, lahir di Pekalongan pada 25 September 1939. Ia dikenal sebagai aktivis Angkatan 1966 yang ikut berperan menggulingkan rezim Orde Lama.
Karier akademisnya terbilang gemilang. Setelah lulus Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Nono melanjutkan studi ke Harvard Law School dan meraih gelar doktor hukum dengan disertasi berjudul “Companies and Business in Indonesia”.
Dalam perjalanan kariernya, Nono pernah menjadi anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR), penulis dan kolumnis di berbagai media, serta anggota Komite Etik KPK. Ia juga mendirikan sejumlah yayasan sosial seperti Yayasan Bambu Indonesia dan Yayasan Aksara. Dengan rekam jejak panjang itu, Nono dikenal luas sebagai sosok yang mengedepankan nilai integritas dan keberpihakan pada kepentingan publik.
Kontras yang Menyita Perhatian
Dengan latar belakang keluarga yang kental dengan perjuangan, pendidikan, dan integritas, kasus yang kini menjerat Nadiem Makarim menghadirkan kontras besar. Dari ayah yang dikenal sebagai praktisi hukum jujur hingga ibu yang aktif dalam gerakan antikorupsi, publik bertanya-tanya bagaimana perjalanan karier seorang Nadiem berujung pada dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi triliunan.
Meski demikian, proses hukum masih berjalan. Kasus ini akan menjadi ujian besar bagi mantan Mendikbudristek itu, sekaligus meninggalkan catatan menarik: betapa berbeda perjalanan hidup seorang anak dengan nilai-nilai yang diwariskan orang tuanya. (nsp)