- tvOne
Sang Ayah Tak Habis Pikir, Pihak Keluarga Arya Daru Dituduh Tahu Penyebab Kematian Diplomat Muda: Kami Disudutkan Hal Negatif
Jakarta, tvOnenews.com - Subaryono, ayah diplomat muda Kemlu RI, almarhum Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) kesal pihak keluarga dipandang buruk.
Subaryono menegaskan, pihak keluarga sedang terpuruk setelah kehilangan Arya Daru Pangayunan.
Kata Subaryono, hidup Arya Daru Pangayunan berakhir tak wajar harus tewas mengenaskan dengan kondisi wajah terlilit lakban kuning.
Hal ini membuat keluarga terpuruk atas kasus kematian Arya Daru pangayunan di kamar indekos di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
"Kami tidak bisa membayangkan bahwa, anak kami meninggal dengan cara yang seperti itu. Apa dosa anak saya? Apa dosa kami?," ujar Subaryono dalam konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
Pihak keluarga masih belum mempercayai Arya Daru diduga terindikasi melakukan tindakan bunuh diri.
- Istimewa
"Kami merasa bahwa ada hal-hal yang tidak diperjuangkan, tetapi kami mendapatkan hal kebaikan," katanya.
Alih-alih mendapat dukungan penuh dari publik, Subaryono mengetahui ada pihak-pihak tertentu yang coba menyudutkan keluarga besar almarhum.
Dosen purnabakti Universitas Gadjah Mada (UGM) itu merasa ada hal yang buruk diterima oleh pihak keluarga.
Pandangan negatif ini mencuat dari media sosial di mana netizen coba mencari informasi motif kematian Arya Daru Pangayunan.
Ada sebagian yang menuduh pihak keluarga mengetahui penyebab kasus kematian Arya Daru.
Ini tak lepas akibat kekhawatiran Meta Ayu Puspitantri alias Pita, istri yang dituduh telah mengetahui ada hal buruk menimpa Arya.
Namun setelah sebulan lebih kepergian Arya, Pita tidak pernah muncul untuk melakukan pembelaan.
"Kami terhempas dan harus dengan cara yang seperti itu. Dengan adanya media sosial seperti itu kemudian saya tidak bisa membedakan dia bercerita dengan fakta atau imajinasinya," jelasnya.
Ia bertanya-tanya terhadap tujuan pihak-pihak tertentu yang memandang negatif pihak keluarga.
"Kami tidak tahu, tapi itu sungguh menyakitkan. Ada hal yang kemudian seolah-olah kami disudutkan hal-hal yang negatif," lanjutnya.
Ia membandingkan kondisi dirinya saat menjadi dosen di Fakultas Teknik UGM jarang mendapat risiko dalam pekerjaannya.