- dok.kolase tvOnenews.com/sosmed X folk_x dan NU
Kontroversi "Tiket Masuk Surga" Ditarif Sejuta di Pengajian Umi Cinta, PBNU Minta Masyarakat Cerdas dalam Memilih Guru
Jakarta, tvOnenews.com- Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan adanya isu dugaan pengajian Umi Cinta di Bekasi bertarif. Hal inipun viral disosial media (Sosmed).
Pengajian dalam agama Islam merupakan bagian dari ibadah yang bisa mendatangkan pahala. Bagaimana dengan pengajian Umi Cinta di Bekasi?.
- dok.kolase tvOnenews.com/sosmed X folk_x dan NU
Bukan hanya ilmu agama saja, tapi juga menumbuhkan jaringan atau silahturahmi. Soal pengajian Umi Cinta ini dianggap berbeda.
Pengajian yang disebut Umi Cinta itu berlokasi di Bekasi, viral karena diduga menjanjikan surga atau "Tiket Masuk Surga" dengan tarif jutaan.
Nilai "Tiket Masuk Surga" di Umi Cinta diduga berkisar Rp 1 Juta bahkan lebih. Fenomena inipun menuai ragam respons, termasuk dari PBNU.
Dalam keterangannya, Gus Fahrur menjelaskan adanya dugaan penyimpangan pengajian Umi Cinta, jika benar bertarif, apalagi sampai janji "Tiket Masuk Surga".
Menurut Ketua PBNU, Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi kepada tvOnenews.com, masyarakat perlu waspada dan hati-hati.
Terutama bagi umat muslim yang suka mengikuti pengajian atau kajian semacamnya. Memilih guru atau tokoh agama untuk belajar juga perlu kehati-hatian.
"Penyebab munculnya aliran aneh begini dimulai dari kurangnya pemahaman agama, pengaruh ajaran mistis dan kebatinan, hingga faktor sosial dan politik," ucap Gus Fahrur, dalam pesan singkatnya, Kamis (14/8/2025).
Dengan demikian, ia berpesan lagi agar senantiasa masyarakat memahami tokoh agama. Juga mencari tahu lebih jauh, apakah bisa dipercaya atau tidak.
Hal ini ia katakan, perlu adanya bersamaan edukasi ke masyarakat. Bisa dilakukan pihak-pihak terkait untuk mencegah aliran yang diduga bisa "menyesatkan".
"Kementerian agama dan Ulama setempat harus melakukan penyelidikan dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak ikut aliran aneh begini," tambahnya.
"Sebaiknya masyarakat mengikuti ajaran agama dari sumber terpercaya, ulama yang sudah dikenal dan ormas keagamaan yang sudah mapan di masyarakat," tegas tokoh PBNU itu.(klw)