- Antara/Istimewa
Bermula dari Pemeriksaan LGBT, Prada Lucky Namo Tewas Diduga Dianiaya 20 Senior TNI AD
Jakarta, tvOnenews.com – Seorang prajurit TNI Angkatan Darat Prada Lucky Chepril Saputra Namo meninggal dunia secara tragis setelah diduga mengalami penganiayaan berat oleh 20 orang seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834/Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Korban baru saja dilantik menjadi anggota TNI AD pada Mei 2025 dan ditugaskan ke Yonif 834/WM usai menyelesaikan pendidikan militernya di Buleleng, Bali. Namun baru dua bulan bertugas, nyawanya tidak terselamatkan.
Berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana yang ramai beredar di media sosial, peristiwa bermula saat Staf-1/Intel Yonif 834/WM melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah prajurit yang diduga terlibat dalam penyimpangan seksual.
- dok.kolase tvOnenews.com
Prada Lucky yang menjabat sebagai Tabakpan 2.2 Ru 3 Ton I Kipan A, turut diperiksa pada Minggu malam, 27 Juli 2025.
Keesokan paginya, Senin (28/7/2025), korban sempat melarikan diri dengan alasan ingin ke kamar mandi. Ia ditemukan di rumah ibu asuhnya, Ibu Iren, dan langsung dibawa kembali ke markas oleh personel intel.
Setibanya di markas, Prada Lucky langsung mengalami tindakan kekerasan. Ia dipukul secara bergantian oleh sejumlah senior menggunakan selang. Pemukulan tersebut berlangsung tanpa pengawasan dari perwira pengendali.
- Kornelis Kaha-Antara
Meskipun Danyonif TP 834/WM, Letkol Inf Justik Handinata, dikabarkan telah melarang tindakan kekerasan terhadap Prada Lucky, kekerasan kembali terjadi.
Pada Rabu dini hari, 30 Juli 2025, korban kembali dianiaya oleh empat prajurit di rumah jaga kesatrian.
Setelah rangkaian penganiayaan tersebut, kondisi Prada Lucky memburuk. Pada Sabtu, 2 Agustus 2025, ia mengalami muntah-muntah dan tampak lemas.
Ia kemudian dibawa ke Puskesmas Kota Danga dan dirujuk ke RSUD Aeramo setelah hasil pemeriksaan menunjukkan kadar hemoglobin sangat rendah.
Korban sempat mendapat perawatan intensif dan kondisinya sempat stabil. Namun, pada Senin malam, 4 Agustus 2025, keadaannya kembali memburuk hingga dipindahkan ke ruang ICU.
Setelah empat hari dirawat, Prada Lucky dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) pukul 10.30 WITA.
Keluarga korban mendesak agar institusi TNI membuka secara transparan penyelidikan atas kasus ini. Ayah korban, Sersan Mayor Christian Namo, meminta negara hadir dan menegakkan keadilan.