- Istimewa
SMA Labschool Cirendeu Sajikan Suara Tropis dalam Whisper of Aloha "Rendezvous 2025"
Rendezvous 2025 sepenuhnya digagas dan dijalankan oleh para murid – mulai dari ide kreatif, desain, negosiasi dengan sponsor dan vendor, hingga promosi digital. Setiap prosesnya menjadi wadah pembelajaran yang tidak ditemukan di ruang kelas.
Selain itu Kepala SMA Labschool Cirendeu Raidil Fitran, mengatakan pihaknya ingin menjadikan pendidikan sebagai proses yang bermakna, menyentuh langsungkehidupan.
"Melalui Rendezvous, murid belajar memimpin, berkolaborasi, dan membangun relasi yang nyata dengan dunia luar. Saya sangat mengapresiasi kerja keras seluruh tim yang telah menyiapkan acara ini dengan penuh dedikasi. Proses Panjang yang mereka jalani adalah bagian dari pembelajaran itu sendiri. Teruslah melangkah, karena hasil tak akan mengingkari usaha,” tuturnya.
Sementara Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesa Djumaryo mengaku bangga dengan kreativitas anak-anak SMA Labschool Cirendeu.
“Melihat murid SMA mampu menyelenggarakan acara sebesar ini adalah hal yang sangat membanggakan. Kreativitas, keberanian, dan kerja sama mereka adalah potret nyata semangat generasi muda kita. Saya berharap ruang-ruang ekspresi seperti ini terus diberi tempat, karena disinilah masa depan itu bertumbuh,” katanya.
Tak hanya musik, Rendezvous 2025 juga menghadirkan banyak pilihan tenants UMKM dan F&B yang siap memanjakan pengunjung.
Ini merupakan bentuk nyata dukungan terhadap ekonomi kreatif lokal sekaligus memperkaya pengalaman festival serta menjadi ruang temu antara pengunjung dan pelaku usaha muda, serta menjadi simbol kolaborasi antara sekolah dan masyarakat.
Selain itu, animo masyarakat sangat tinggi, terbukti dari penjualan tiket sebanyak 6.500 yang habis dalam waktu singkat.
Tidak hanya pelajar, tapi masyarakat umum dan alumni pun turut meramaikan acara yang kini menjadi salah satu pentas seni sekolah paling dinantikan di wilayah Jabodetabek.
Dengan dukungan kurang lebih dari 35 sponsor dan 54 media nasional maupun lokal, Rendezvous 2025 tidak hanya dirancang sebagai kegiatan internal sekolah, tapi sebagai platform pengembangan talenta muda dan wadah sinergi dengan dunia profesional.
Terakhir, Ketua Pelaksana Rendezvous 2025 Brenda Olivia Lesmana mengaku proses persiapan acara sangat tidak mudah.
"Tetapi penuh pelajaran. Mulai dari membangun kerja sama, menyatukan ide, hingga menghadapi berbagai tantangan teknis dan waktu. Saya sangat mengapresiasi usaha teman-teman panitia yang telah memberikan waktu dan tenaganya tanpa ragu. Rendezvous 2025 layak menjadi sesuatu yang dibanggakan, dan saya yakin hasilnya akan sepadan dengan semua yang telah diperjuangkan,” ujarnya.