news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Diplomat muda Kemlu Arya Daru Pangayunan.
Sumber :
  • Kolase tvOnenews

Masih Misteri, Psikolog Forensik Bongkar Motif Lain Kematian Arya Daru yang Cuma Keluarga Tahu: Masalahnya…

Psikolog forensik ungkap Arya Daru pernah mengakses layanan konseling mental, motif kematian masih misteri dan hanya keluarga yang tahu masalah sebenarnya.
Kamis, 7 Agustus 2025 - 14:16 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Kematian diplomat muda Kemenlu, Arya Daru Pangayunan, masih menyimpan misteri yang belum sepenuhnya terungkap.

Meski Polda Metro Jaya telah mengumumkan bahwa tidak ditemukan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut, pihak kepolisian pun masih enggan menyatakan secara tegas bahwa Arya Daru tewas karena bunuh diri.

Kekurangan barang bukti menjadi alasan utama kenapa dugaan bunuh diri belum bisa disimpulkan.

Di tengah teka-teki itu, sejumlah pandangan dari berbagai kalangan bermunculan.

Salah satunya datang dari Nathanael Sumampouw, pengurus pusat Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia.

Dalam wawancaranya yang diunggah melalui kanal YouTube tvOneNews, Nathanael mengungkap informasi baru yang mengejutkan.

Ia menyatakan bahwa Arya Daru diketahui pernah mengakses layanan kesehatan mental beberapa tahun silam.

“Jadi, artinya memang demikian kami mendapatkan data seperti itu,” ujar Nathanael.

Ia menjelaskan bahwa inisiatif Arya Daru dalam menghubungi lembaga profesional penyedia layanan psikologis menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah mengalami ketidaknyamanan psikologis dalam kehidupan pribadinya.

Menurut Nathanael, almarhum pernah menjalani layanan konseling pada dua waktu berbeda, yakni tahun 2013 dan tahun 2021.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi psikologis Arya memang sempat terganggu pada beberapa momen dalam hidupnya, bahkan jauh sebelum ia menjadi seorang diplomat.

Pada tahun 2013, Arya disebut masih berstatus sebagai staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Namun, yang menjadi perhatian utama adalah apa sebenarnya yang menyebabkan Arya Daru mencari bantuan psikologis?

Apakah tekanan dari pekerjaannya sebagai diplomat yang kerap berhadapan dengan isu-isu sensitif seperti perdagangan orang, atau justru berasal dari tekanan personal dalam rumah tangganya?

Nathanael menyatakan bahwa hal ini merupakan persoalan yang sangat pribadi dan tidak semua datanya pantas untuk disebarluaskan ke publik.

“Kita harus mengedepankan penghormatan terhadap individu. Artinya ini sesuatu data yang sifatnya personal, ya tidak perlu masyarakat semua mengetahui,” tegasnya.

Pernyataan ini juga merespons berbagai spekulasi publik terkait kemungkinan adanya tekanan dalam rumah tangga Arya.

Sebelumnya, sempat beredar spekulasi bahwa Arya memiliki masalah dengan istrinya, terutama setelah ia disebut sempat menghubungi sang istri malam sebelum kematiannya.

Namun, menurut pengakuan teman sekamar Arya, selama ini Arya tidak pernah menunjukkan tanda-tanda depresi atau tekanan psikologis yang berat.

Penampilan dan sikapnya sehari-hari dianggap biasa saja dan tidak mencerminkan adanya pergolakan emosi.

Menanggapi hal ini, Nathanael menjelaskan bahwa hanya diri sendiri yang benar-benar mengetahui apa yang dirasakan.

“Yang paling mengetahui mengenai apa yang kita pikirkan, yang kita rasakan itu adalah kita sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, orang lain hanya bisa mengamati atau menebak berdasarkan gejala luar yang terlihat, namun tidak bisa memahami isi hati seseorang sepenuhnya.

Ia juga membenarkan adanya temuan analisis psikososial yang menunjukkan bahwa Arya cenderung menutupi perasaannya.

Artinya, bisa jadi Arya mengalami tekanan atau masalah yang tidak pernah dia bagikan kepada orang lain, termasuk teman dekat maupun keluarga.

Ketika ditanya apakah masalah pribadi seperti konflik dengan istri bisa menjadi pemicunya, Nathanael memilih untuk tidak menjawab secara gamblang.

Ia menegaskan bahwa pertanyaan-pertanyaan semacam itu termasuk ke dalam ranah yang sangat pribadi dan etis untuk ditahan dari konsumsi publik.

"Kami pun sebagai psikolog punya kode etik,” tambahnya.

Lebih lanjut, Nathanael menggambarkan proses pemahaman psikologis terhadap kasus seperti ini layaknya menyusun puzzle.

"Informasi dari berbagai pihak, dokumen, dan sumber data memberikan potongan-potongan informasi yang bisa disatukan untuk melihat helikopter view,” jelasnya.

Dari sanalah para profesional akan mencoba menyimpulkan motif atau kondisi psikologis korban dengan pendekatan yang menyeluruh dan tidak parsial. (adk)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral