news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Lokasi yang diduga menjadi mess ABK yang menjadi tempat penyekapan calon ABK kapal di Blok B Muara Baru Penjaringan.
Sumber :
  • Istimewa

Tiga Pria Asal Majalengka Mengaku Disekap di Penjaringan Usai Lamar Jadi Calon ABK Lewat Calo, Kabur dengan Cara Berenang

Tiga pria asal Majalengka mengaku disekap di Penjaringan, Jakarta Utara, usai melamar menjadi calon anak buah kapal (ABK) lewat calo di Facebook.
Kamis, 7 Agustus 2025 - 14:14 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Tiga pria asal Majalengka mengaku disekap di Penjaringan, Jakarta Utara, usai melamar menjadi calon anak buah kapal (ABK) lewat calo di Facebook.

Korban berinisial RA (20) mengatakan penyekapan itu berawal saat dia dan dua rekan lainnya, yakni AS (18) dan RH (20) tergiur dengan lowongan kerja atau loker sebagai ABK di Facebook.

"Awalnya dari Facebook diajak sama teman. Diajak katanya mau ikut enggak kerja di Jakarta jadi ABK di Muara Baru kontrak empat bulan," ujarnya, Kamis (7/8/2025).

Adapun lowongan kerja yang diiklankan di Facebook itu disebutkan gaji ABK sekitar Rp6 juta.

RA mengaku sudah lelah menjadi pengamen di Majalengka dan ingin mengubah nasib sehingga memberanikan diri bersama kedua rekannya berangkat ke Jakarta untuk mendaftar sebagai ABK.

Sesampainya Penjaringan, mereka ditempatkan di sebuah mess berukuran tiga meter yang diisi oleh belasan calon ABK lainnya.

"Waktu pertama datang itu sih 15 orang di kamar," terangnya.

RA merasa aneh lantaran pergerakan mereka dibatasi dan selalu diawasi. Bahkan, ketika ingin ke warung, para calon ABK diikuti oleh penjaga mess tersebut.

RA menyebut ada sekitar empat orang yang selalu siaga menjaga mess tersebut dan selalu memegang celurit untuk berjaga-jaga.

Korban lainnya, berinisial RH (20) mengatakan mereka sudah mulai disuruh bekerja untuk menyiapkan perbekalan kapal yang akan berangkat.

Namun, sebelum berangkat ke kapal, RA, AS dan RH diwanti-wanti oleh calo yang membawanya ke Jakarta agar tidak bertanya apapun kepada para pekerja yang ada di sana.

Karena penasaran, RH akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu ABK.

"Pas di kapal saya tanya, 'Bang ini kontrak yang berapa bulan?'. Ternyata dia bilang ini kontrak yang satu tahun," jelas dia.

RH pun kaget, karena dia dan temannya meminta agar diberikan kontrak kerja yang hanya empat bulan oleh calo.

Selain itu, dari gaji Rp6 juta yang didapatkan apabila jadi melaut akan dipotong Rp3 juta untuk jasa calo.

Bahkan, sisanya digunakan untuk membeli alat pancing sendiri.

RH berusaha untuk memperjelas kembali kontrak kerjanya ke calo tersebut. Akan tetapi, calo meminta korban untuk ikuti saja kegiatan yang ada di kapal sebagai pengalaman.

"Si calo juga meminta agar para calon ABK membayar denda sebesar Rp2 juta apabila tidak jadi melaut," ucapnya.

Akhirnya dia dan dua rekan lainnya memutuskan untuk kabur dari mess tempat tinggal mereka di kawasan Waduk Pluit.

Mereka memutuskan kabur lewat kali. Setelah berenang cukup lama dan melihat ada bangunan, salah satu korban berusaha naik ke atas daratan dan meminta bantuan.

Kebetulan di atas bangunan tersebut Wakil RT 19/RW 17 Muara Baru, Hindun, yang sedang duduk.

Dia mengaku kaget karena tiba-tiba dari bawah Waduk Pluit ada orang yang meminta tolong.

"Wakil Ketua RT memanggil pemuda setempat untuk membantu kami naik ke daratan," pungkasnya. (ant/nsi)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral