- Tim tvOnenews
Jelang Penayangan Perdana, Pemain Swipe Right Bongkar Fakta di Belakang Layar
"Banyak banget ngobrol sama Mas Angkasa, sama-sama meng-create sosok Amanda ini. Harus baca semua skripnya dulu, mengenal sosoknya, terus kita nge-create detail-detailnya. Banyak ngobrol dan bertukar pikiran aja sih."
"Saya umurnya 21 tahun dan memerankan umur 30 tahun, pasti belum banyak pengalaman se-Amanda. Aku pas reading sudah pakai jilbab juga loh," bebernya.
Sama halnya seperti Asha, Fendy Chow juga mengaku banyak mengobrol dengan sutradara terkait karakter yang diperankannya.
"Ada beberapa kiat-kiat dari Mas Angkasa. (proses) reading yang gak gua rasain di proses shooting lainnya. Kita semua udah mencari level yang pas," katanya.
"Tiap episode itu bakal mengagetkan, lebih mengagetkan dari ending espidose 1 tadi," ungkap Fendy Chow.
Ciccio Manassero juga mengatakan hal serupa dengan Fendy Chow. Ia menjanjikan bahwa episode-episode mendatang akan lebih seru lagi.
Terkait karakternya sebagai Rasyid, Ciccio juga mengatakan lebih banyak melalukan diskusi dengan sutradara.
"Cara reading pertama dan kedua sih menarik, metodenya itu. Detail-detail kecil tentang karakter itu didiskusikan bareng," ujarnya.
Pemeran lain, Ismi Melinda juga mengaku bahagia bisa bergabung dalam project ini. Namun ia mengaku sempat merasa tidak yakin akan bisa memerankan karakter Ocep karena berbeda dengan karakter aslinya.
"Aku baca karakternya kayak feminim sekali dan jauh sekali denganku. Tantangannya cukup berat, saya banyak berbicara dengan Mas aAgkasa apakah yakin saya bisa memerankan itu. Memerakan Ocep, saya belajar pake rok, karena harus feminim," ungkap Ismi.
Serial yang akan tayang pekan ini diharapkan dapat disukai oleh masyarakat Indonesia.
Febriamy Hutapea, Country Head WeTV Indonesia mengatakan bahwa serial ini akam memgangkat cerita yang dekat dengan kehidupan masyarakat.
"Sebenarnya ingin mengangkat yang dekat dengan masyarakat, terutama perempuan ya. Kalau perempuan belum menikah di usia 30 tahun itu bukan kegagalan karena tiap orang punya fase masing-masing," katanya.
"Kami berharap serial ini menjadi pengingat setiap perempuan, selagi dia mandiri, berdaya dan bahagia dengan pilihannya harusnya dia dirayakan. Saya berharap ini bisa relate dengan masyarakat karena tidah hanya tentang menikah yg diangkat, tapi juga tentang hubungan seorang anak dengan ayahnya dengan orangtuanya. Harapan bisa menyentuh tiap pentonton, semoga menjadi tontotan yang menghibur dan bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia," harap Febri.