- Antara
KLH Perketat Pengawasan Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan memperketat pengawasan terhadap kawasan pasar tradisional untuk memastikan pengelolaan sampah berjalan dengan baik.
"Kita harus memperketat pengelolaan sampah dari hulu, termasuk kawasan pasar tradisional," kata Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq dalam pernyataan diterima di Jakarta, mengutip Antara pada Kamis.
Dia menyampaikan komitmen KLH/BPLH untuk melakukan evaluasi lanjutan dan verifikasi sistematis terhadap sistem pengelolaan sampah di Pasar Teluk Gong. Tujuannya adalah menciptakan model tata kelola limbah pasar tradisional yang optimal dan dapat direplikasi di lokasi lain.
Hal itu disampaikan usai Menteri Hanif melakukan tinjauan ke Pasar Jaya Teluk Gong di Jakarta Utara pada Rabu kemarin (2/7), dan dia mengapresiasi upaya yang telah dilakukan para pengelola pasar, komunitas pedagang, dan mitra lingkungan.
Timbulan sampah di Pasar Jaya Teluk Gong sendiri setiap hari mencapai 4 meter persegi terdiri atas 35 persen sampah organik, 63 persen anorganik, dan 2 persen sampah B3 seperti kemasan kimia dan baterai.
Dengan dukungan pemerintah kecamatan dan mitra pengelola sampah, pasar itu telah menerapkan sistem pemilahan sampah dari sumber dengan membagi alur penanganan menjadi dua jenis, yaitu organik dan anorganik.
Sampah organik dikelola dengan komposting, yang menghasilkan sekitar 600 kg kompos dari 1.100 kg sampah per bulan. Kedua, fermentasi limbah basah menjadi pupuk organik cair (POC) sebanyak 45 liter per 1.000 kg sampah per bulan dan terakhir budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) yang mampu mengurai hingga 25 kg sampah organik dalam 20 hari.
Untuk sampah anorganik, pengelolaan dilakukan secara kolaboratif. Sampah plastik dikumpulkan per pekan oleh kecamatan dengan volume 210 kg per bulan.
Sementara itu, bulu ayam dan tempurung kelapa dikumpulkan harian oleh mitra pihak ketiga, masing-masing mencapai 1.240 kg dan 1.550 kg per bulan.
Sampah bernilai ekonomis seperti kardus, botol plastik, dan kaleng juga dikumpulkan dan dijual, dengan total volume sekitar 595 kg per bulan.
Berbagai inisiatif ini telah berhasil menurunkan timbulan sampah secara signifikan.