news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ketua Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (PASTI) OJK Hudiyanto.
Sumber :
  • ANTARA

OJK ungkap Kasus Penipuan Siber Capai 153 Ribu, Kerugian Masyarakat hingga Rp3,2 Triliun

OJK melalui Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal ungkap bahwa jumlah laporan penipuan siber yang diterima Indonesia Anti-Scam Centre semakin meningkat
Selasa, 24 Juni 2025 - 19:22 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (PASTI) mengungkap bahwa jumlah laporan penipuan siber yang diterima Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) semakin meningkat.

Pasalnya, OJK menyebutkan, jumlah laporan penipuan siber yang diterima IASC telah mencapai lebih dari 153.000 laporan, dengan total kerugian masyarakat mencapai Rp3,2 triliun.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) OJK, Hudiyanto saat konferensi pers ungkap kasus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (24/6/2025).

"Rata-rata per hari terdapat 718 laporan ke Indonesia Anti Scam Center dan ini jumlahnya lebih 2 kali mungkin sampai 3 kali dibandingkan dengan laporan ada di negara lain. Jadi ini Indonesia saat ini sedang dalam tahapan sangat bahaya dengan terhadap penipuan pun yang terjadi," ungkap Hudiyanto.

Hudiyanto menyebut, pihaknya juga telah banyak memblokir rekening yang terlibat penipuan di bidang jasa keuangan.

"Hingga saat ini, rekening yang kami blokir terkait dengan penipuan di sektor jasa keuangan mencapai 54 ribu lebih dari rekening yang sudah kami blokir," ucapnya. 

Lebih jauh, Hudiyanto menyampaikan apresiasi atas langkap cepat jajaran Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus penipuan ilegal akses dengan modus fake BTS dan SMS blast.

"Kami berterima kasih atas tindakan cepat dari Polda dalam menangani kasus ini. Penipuan siber di Indonesia sudah memasuki tahap sangat berbahaya," tutur Hudiyanto.

Ia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap pesan mencurigakan melalui SMS, email, atau WhatsApp yang berpotensi sebagai pintu masuk kejahatan siber.

Hal senada disampaikan perwakilan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang menyatakan keprihatinan atas dampak dari kejahatan siber terhadap nasabah.

“Kami memahami ketidaknyamanan yang dialami nasabah akibat pelaku fake BTS. Pelaku berpura-pura sebagai pihak resmi dan mencuri data nasabah melalui jalur ilegal,” kata perwakilan BCA.

BCA menegaskan, pihaknya menerapkan sistem keamanan berlapis guna melindungi data dan transaksi nasabah.

Meski begitu, masyarakat tetap diminta untuk tidak membagikan informasi sensitif seperti PIN, OTP, CVV, dan data kartu kredit, bahkan kepada pihak yang mengaku sebagai pegawai bank.

BCA juga menyediakan beberapa kanal resmi untuk pengaduan dan verifikasi, antara lain melalui call center 1500888, aplikasi HaloBCA, WhatsApp di 0811-1500-998, akun Instagram @goodlifebca, serta situs resmi www.bca.co.id.

“Jangan langsung percaya pada informasi yang mencurigakan. Hentikan dulu, periksa, dan hubungi layanan resmi untuk memastikan. Waspadai jebakan FOMO dan jangan sembarang klik tautan,” tegas pihak BCA.

Pemerintah dan industri perbankan berharap agar masyarakat semakin cerdas dan waspada terhadap kejahatan siber yang kini semakin marak dan canggih. (rpi/muu)

 

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:02
02:56
15:03
10:35
06:54
01:00:11

Viral