news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

TPL Bantah Tudingan Ephorus HKBP soal Menjadi Penyebab Bencana Ekologi: Kami Sesuai Izin!.
Sumber :
  • istimewa

TPL Bantah Tudingan Ephorus HKBP soal Menjadi Penyebab Bencana Ekologi: Kami Sesuai Izin!

Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan mengatakan, pihaknya menyerukan tutup PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) hingga menuding TPL telah memicu berbagai bencana
Kamis, 29 Mei 2025 - 12:35 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com -  Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan mengatakan, pihaknya menyerukan tutup PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) hingga menuding TPL telah memicu berbagai bentuk krisis sosial dan ekologis yang menyebabkan timbulnya bencana.

Sontak, hal itu dibantah Salomo Sitohang selaku Corporate Communication Head TPL. Ia katakan, sebagai bentuk komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam menjalankan kegiatan operasional Perseroan. 

"Kami (TPL) telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun dan berkomitmen membangun komunikasi terbuka dengan masyarakat. Melalui berbagai dialog, sosialisasi, dan program kemitraan yang telah kami lakukan bersama Pemerintah, Masyarakat Hukum Adat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Akademisi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai bagian dari pendekatan sosial yang inklusif."

"Bahkan, kami menolak dengan tegas tuduhan bahwa operasional TPL menjadi penyebab bencana ekologi. Seluruh kegiatan kami telah sesuai dengan izin, peraturan, dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yang berwenang," jelas Salomo Sitohang kepada tvOnenews.com, Kamis (29/5/2025).

Bahkan, ia jelaskan, pihaknya juga menjalankan operasional sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang jelas dan terdokumentasi.

"Pemantauan lingkungan kami lakukan secara periodik, bekerja sama dengan lembaga independen dan tersertifikasi, untuk memastikan seluruh aktivitas sesuai ketentuan yang berlaku," jelasnya.

"Sementara, kegiatan peremajaan pabrik dilakukan dengan fokus pada efisiensi dan pengurangan dampak lingkungan secara signifikan melalui teknologi yang lebih ramah lingkungan," sambungnya.

Tak hanya itu saja, kata dia, audit menyeluruh oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah dilakukan pada tahun 2022–2023 dan hasilnya menyatakan bahwa pihak TAAT mematuhi seluruh regulasi serta tidak ditemukan pelanggaran terhadap aspek lingkungan maupun sosial.

"Selanjutnya, perusahaan menjalankan berbagai program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian lingkungan yang menyasar kebutuhan nyata masyarakat sekitar wilayah operasional kami. Program-program ini dijalankan secara berkelanjutan dan dilaporkan kepada pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya secara berkala," jelasnya.

Kemudian, mengenai tuduhan deforestasi, kata dia, pihaknya tegaskan bahwa TPL melakukan operasional pemanenan dan penanaman kembali di dalam konsesi berdasarkan tata ruang, Rencana Kerja Umum, dan Rencana Kerja Tahunan yang telah ditetapkan. 

"Dengan sistem tanam-panen berkelanjutan, kami menjaga kesinambungan hutan tanaman sebagai bahan baku industri pulp, sehingga jarak waktu antara pemanenan dan penanaman hanya berselang paling lama 1 bulan, sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam dokumen Amdal." 

"Hal ini juga kami laporkan secara berkala melalui Laporan Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan. Dari luas konsesi sebesar 167.912 ha, Perseroan hanya mengembangkan sekitar 46.000 ha sebagai perkebunan eucalyptus dan mengalokasikan sekitar 48.000 ha sebagai area konservasi dan kawasan lindung yang dijaga oleh Perseroan dengan komitmen menjaga keanekaragaman hayati di dalamnya," bebernya.

Selain itu, ia juga menjelaskan, bahwa TPL mempekerjakan lebih dari 9.000 orang, baik pekerja langsung maupun tidak langsung, dan didukung oleh lebih dari 4.000 Kelompok Tani Hutan dan pelaku UMKM. 

"Bila termasuk keluarga dari para pekerja dan mitra tersebut, maka jumlah masyarakat yang bergantung pada keberadaan perusahaan mencapai sekitar 50.000 jiwa, belum termasuk kedai pengecer dan bengkel kecil di sekitar areal kerja dan jalur logistik. Ini menunjukkan peran penting TPL dalam mendukung perekonomian lokal dan regional," jelasnya.

Di sisi lain, kata dia, pihaknya menghargai hak setiap pihak untuk menyampaikan pendapat, namun kami berharap hal tersebut didasarkan pada data dan fakta yang akurat. 

"Kami membuka ruang dialog dan menerima masukan dari semua pihak guna menciptakan keberlanjutan yang adil dan bertanggung jawab di wilayah Tano Batak," pungkasnya.

Ephorus HKBP Serukan Tutup PT Toba Pulp Lestari dan Aquafarm

Sebelumnya diberitakan, Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan mengatakan, pihaknya terus berupaya menyelamatkan kerusakan lingkungan dengan pendekatan-pendekatan agama.

Misalnya, seruan untuk menutup pabrik pulp milik PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan Aquafarm di Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut).

Seruan ini dia ungkapkan buka tidak beralasan. Ia ungkapkan hal ini karena menurutnya, keberadaan PT TPL dan Aquafarm telah memicu berbagai bentuk krisis sosial dan ekologis yang menyebabkan timbulnya bencana.

Bencana itu, kata dia, terjadi berulang kali seperti banjir bandang di kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun. 

Padahal, sebelumnya kawasan itu tak pernah terkena bencana banjir yang menyebabkan kesengsaraan pada masyarakat.

"Sumatera Utara, khususnya area Tapanuli Raya saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Maka dari itu, kami menyerukan agar pemerintah memiliki visi yang sama, visi untuk menyelamatkan lingkungan," beber Victor.

Menurutnya, menjaga dan melestarikan lingkungan Tuhan merupakan tanggung jawab Bersama. Apalagi, kata dia, bahwa Menteri Agama, Nasaruddin Umar menjaga lingkungan  menjadi kewajiban agama.

"Seperti diungkapkan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, lingkungan yang sehat akan berkontribusi terhadap fisik, rohani, dan pikiran yang sehat. Maka, mari kita jadikan kewajiban agama untuk menjaga lingkungan," ujarnya menirukan ucapan Menag. 

Dia juga menjelaskan, bahwa ada beberapa pertimbangan, 1 dari 10 ancaman global, krisis ekologis atau perubahan iklim berada di urutan nomor 1, ini ancaman yang sangat mengerikan.

"Jika tidak ada tindakan untuk ancaman global maka kita akan menghadapi kiamat prematur. Orang Kristen percaya bahwa diakhir zaman dihantarkan oleh Tuhan tapi melihat kondisi sekarang bisa akhir datang karena kita rampas dari tangan Tuhan. Ini muncul karena dari  penyakit yang dimiliki manusia karena kerakusan," sebutnya.

Ephorus juga menekankan kepada pengikut HKBP untuk merawat alam ciptaan Tuhan, dan ditekankan HKBP menentang segala tindakan yang merusak alam.

Sesuai Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, ada 2 yang secara khusus yang berkaitan dengan tugas alam merawat alam. 

Pertama adalah ekonomi hijau, yang meminimalkan merusak lingkungan alam dan memaksimalkan untuk kesejahteraan manusi serta memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan dan budaya.

Bahkan, dia menilai, kondisi sekitar Tanah Batak sangat krisis. HKBP sekitar wilayah Toba ikut dalam barisan arahan untuk memperjuangkan mempertahankan dari perusakan alam yang merugikan masyarakat. 

Selain itu, ia menyebutkan, bahwa HKBP sudah 4 kali melaksanakan doa bersama ribuan warga agar Tuhan melihat arak-arakan barisan memperjuangkan kelestarian ciptaan Tuhan.

"Dengan doa yang sungguh-sungguh tanpa pengaruh apapun, HKPB menyeruhkan TPL ditutup untuk selamanya pada tanggal 7 Mei kemarin," ucapnya.

Lanjutnya menjelaskan, bahwa HKBP dan gereja lainnya tidak menginginkan konflik terjadi antara masyarakat dan PT TPL dan Aquafarm dalam pengelolaan sumber daya alam. 

Pihaknya mendoakan 13 ribu orang yang bergantung nasib di TPL akan mendapatkan ganti yang terbaik. "Begitupun kita harus memikirkan nasib 3,4 juta penduduk dan harus dipikirkan dampaknya terhadap penduduk," jelasnya.

"Kerusakan wilayah Tanah Batak bukan hanya berdampak di Toba saja tetapi juga bisa berdampak terhadap dunia yakni 7 miliar penduduk bumi akan merasakan. Selain itu, kita harus memikirkan generasi penerus yang belum dan baru lahir, maka pesan saya jaga alam sekitar dari kerusakan," pungkasnya. (aag)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral