- IST
Perkuat Ekosistem Halal Nasional, IDSurvey dan JPHI Tandatangani Perjanjian Kerja Sama
“Program MBG memerlukan skema sertifikasi halal untuk dapur-dapur penyedia makanan. Jumlahnya luar biasa besar dan targetnya fantastis dengan waktu yang sangat singkat. Maka, kami memerlukan resource yang kuat. Penyelia, auditor, dan SDM lain yang tersebar hingga luar Jawa,” jelas Saifuddin.
Ia meyakini bahwa JPHI bisa menjadi mitra penting dalam mendukung rantai pasok SDM untuk kebutuhan penyelia dan auditor halal. Kolaborasi ini dinilai sangat strategis dalam menciptakan ekosistem bersama yang tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga menjaga dan meningkatkan kualitas layanan sertifikasi halal.
Pelatihan intensif SDM ekosistem halal
Sementara itu, Direktur Pengembangan dari Edukasi Wakaf Indonesia (EWI), Roy Renwarin, menyampaikan capaian signifikan dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung ekosistem halal nasional.
Sejak Desember 2024, pelatihan intensif untuk penyelia dan auditor halal telah dilakukan secara sistematis dan berbasis standar tinggi.
“Kami telah melatih sekitar 300 penyelia halal, dan saat ini sedang melakukan seleksi terhadap 700 peserta, di mana 80 di antaranya telah mengajukan lamaran sebagai auditor. Proses pelatihan untuk penyelia berlangsung selama satu bulan, sementara pelatihan auditor mencapai dua bulan,” jelas Roy.
Standar waktu pelatihan ini lebih panjang dari rata-rata nasional, sebagai bentuk komitmen untuk mencetak SDM berkualitas tinggi. Roy juga menyampaikan bahwa saat ini terdapat lebih dari 19.800 Pendamping Proses Produk Halal (P3H) yang tersebar secara nasional, terutama di sektor mikro.
“Kami format para P3H sebagai tenaga pemasar reguler yang fokus di sektor mikro. Jika hanya 5% dari mereka aktif mengumpulkan data UMKM setiap bulan, kita bisa memperoleh 1.000 data baru setiap bulan. Semua data tersebut akan langsung masuk ke platform yang terintegrasi dengan dashboard LPH dan penyelia,” terang Roy.
Kolaborasi antara JPHI dan IDSurvey ini bukan sekadar kerja sama antar lembaga, melainkan langkah strategis untuk membangun sistem halal yang kredibel, efisien, dan mampu menjangkau seluruh pelosok negeri. Dengan dukungan SDM berkualitas dan infrastruktur yang telah terakreditasi, Indonesia semakin siap menjadi pusat industri halal dunia. (ant/awy)