- Istimewa
Ibas Pastikan Posisi Indonesia Siap Aktif Wujudkan Tatanan Dunia Baru
Edhie Baskoro Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini turut menggarisbawahi bagaimana geoekonomi kini telah menjadi wajah baru geopolitik.
“Teknologi dijadikan senjata. Rantai pasok dipolitisasi, dan transisi energi berlangsung secara tidak merata. Yang kami inginkan adalah kesempatan untuk membangun keseimbangan baru,” paparnya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini Ibas mengusulkan Trinitas Strategis untuk kemanan, keberlanjutan, serta kemakmuran yang inklusif berkelanjutan.
“Kami memiliki Rantai pasok yang tangguh; tata kelola digital yang berdaulat; diplomasi industri hijau," tegas dia.
Pada diskusi ini, Ibas juga mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat menjadi topik pembahasan bersama. Di antaranya “Bisakah kita merintis dan menjalankan Dana Ketahanan Bersama untuk mengatasi gunjangan ekonomi, perdagangan, dan juga keberlanjutan lingkungan?”
“Dan apa peran dunia akademis, seperti Stanford, dalam melembagakan Policy Sandboxes, yakni wadah uji coba model tata kelola ekonomi baru sebelum diterapkan secara luas?”
Di akhir pemaparannya Ibas mengajak seluruh pihak untuk tidak terfokuskan hanya pada persaingan tapi perancang bersama tatanan dunia baru. Ia menegaskan kesiapan Indonesia mengambil peran aktif menjadi arsitek tatanan baru dunia.
"Mari kita tidak berbicara sebagai pesaing. Kami membutuhkan lebbih banyak investor datang ke Indonesia untuk bekerja sama dan berkolaborasi. Tetapi sebagai perancang bersama tatanan dunia yang baru. Mari kita tidak sekadar bereaksi terhadap disrupsi, tetapi merancang sistem yang adil, berkelanjutan, dan berdaulat. Indonesia siap, bukan sebagai pengamat pasif, tetapi sebagai mitra yang berprinsip dalam perdamaian, kemakmuran, dan kebijakan,” pungkasnya.(lkf)