- Istimewa
Bukan Satuan atau Puluhan, Anggota Grup Facebook Fantasi Sedarah Berjumlah 32.000, Dibuat Sejak Agustus 2024
Jakarta, tvOnenews.com - Bukan satuan atau puluhan, anggota grup Facebook Fantasi Sedarah ternyata mencapai 32.000 anggota.
Adapun grup Facebook yang bermuatan konten inses ini dibuat pada bulan Agustus 2024 lalu.
Hal ini diungkapkan Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Pol Himawan Bayu Aji saat menggelar konferensi pers pengungkapan tersangka di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Himawan mengatakan penelusuran terkait grup Fantasi Sedarah itu dilakukan dengan uji forensik pada laboratorium digital yang dimiliki oleh Bareskrim Polri guna mengidentifikasi device yang digunakan oleh para anggota.
“Sampai dengan hari ini memang grup tersebut sudah di-suspend sehingga harapan kami dari hasil forensik itu kami bisa melihat anggota grup tersebut,” kata dia.
Adapun tersangka dari kasus grup Facebook Fantasi Sedarah terdiri dari enam orang. Mereka adalah MR, DK, MS, MJ, MA dan KA.
Terkait kemungkinan ada atau tidaknya tersangka baru, Himawan menyebut hal itu bisa saja terjadi mengingat pihaknya masih terus mendalami kasus ini.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat beberapa pasal.
Mereka dijerat Pasal 45 ayat (1) juncto Pasal 27 ayat (1) juncto Pasal 52 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 29 juncto Pasal ayat (1) dan/atau Pasal 30 juncto Pasal 4 ayat (2) dan/atau Pasal 31 juncto Pasal 5 dan/atau Pasal 32 juncto Pasal 6 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
Lalu, Pasal 81 juncto Pasal 76 D dan/atau Pasal 82 ayat (1) dan ayat (2) juncto Pasal 76 E dan Pasal 88 juncto Pasal 76 I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 14 ayat (1) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
Himawan menambahkan keenam tersangka terancam hukuman pidana penjara 15 tahun dan denda maksimal Rp6 miliar. (ant/nsi)