news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Dony Oskaria..
Sumber :
  • tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar

Catat! Dony Oskaria Janji Takkan Ada Lagi BUMN Tunggak Utang Setelah di Bawah Naungan Danantara

COO Badan Pengelola Investasi Danantara, Dony Oskaria, sebut BUMN tunggak utang dan tak bayar vendor berakhir setelah pengelolaan keuangan di bawah Danantara.
Jumat, 9 Mei 2025 - 13:55 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Dony Oskaria, berjanji era BUMN menunggak utang dan tak membayar vendor akan berakhir setelah pengelolaan keuangan berada di bawah Danantara.

Menurutnya, selama ini BUMN sering mendapat stigma negatif, padahal kontribusinya ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai 25 persen per tahun atau sekitar Rp500 triliun hingga Rp600 triliun.

Namun, kondisi tersebut kerap tertutup oleh masalah tunggakan yang terjadi.

“Tapi ini kan tidak pernah orang tahu. Tahunya kan BUMN itu busuk, BUMN itu tidak bayar gaji, BUMN itu nggak bayar vendor, nggak bayar hutang. Kenapa itu terjadi selama ini, yang ke depan itu tidak akan terjadi lagi,” tegas Dony, di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta, Jumat (9/5/2025).



Dia mencontohkan kasus PT Istaka Karya (Persero) yang harus diajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk penyelamatan.

Namun, setelah BUMN dikelola di bawah Danantara, mekanisme PMN semacam itu tak akan dibutuhkan lagi.

“Selama ini tidak ada korelasi antara keuntungan Mandiri yang Rp60 triliun dengan vendor Istaka Karya yang tidak dibayar cuma Rp200 miliar, kenapa? Karena pemiliknya masing-masing kan silo Kementerian Keuangan,” ungkapnya.

“Dividen Mandiri diambil oleh Kementerian Keuangan. Kalau kita mau memperbaiki Istaka Karya kita harus mengajukan PMN. Ke depan tidak ada lagi PMN, tidak ada lagi,” tambahnya.

Dony menjelaskan, seluruh keuntungan BUMN nantinya akan dikelola Danantara. Dengan skema ini, penyehatan terhadap BUMN sakit bisa dilakukan lebih cepat dan terintegrasi, asalkan memiliki rencana bisnis yang layak.

“Jadi keuntungan daripada seluruh BUMN ini dikelola oleh Danantara asset management yang bisa melakukan penyehatan terhadap BUMN-BUMN yang sakit, selama business plan yang diberikan oleh CEO-nya itu memang feasible untuk kita lakukan investment,” jelasnya.

Jika ada BUMN yang tetap tidak layak diselamatkan, Dony menyebut Danantara memiliki fleksibilitas untuk mengambil langkah strategis lain seperti merger atau penutupan.

“Kalau tidak ya, di sini kita juga punya keleluasaan untuk menutup, memerger, menyatukan, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian bisa kita lihat bahwa core-nya adalah pengelolaan BUMN,” pungkasnya.(agr/lkf)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral