- Istimewa
Sulawesi Tenggara Produksi Ferronickel untuk Pertama Kalinya
Ia memaparkan smelter ini juga menggunakan Rectangular Electric Furnace desain tanur persegi panjang yang mampu menahan panas lebih lama, meningkatkan efisiensi energi, dan secara signifikan menekan emisi gas buang.
"Semua proses produksi didukung energi hijau dari PLN UID Sulselrabar bersertifikat Renewable Energy Certificate (REC), menjadikan Smelter Merah Putih sebagai salah satu fasilitas industri nikel dengan jejak karbon terendah di Indonesia," katanya.
Roimon menjelaskan pihaknya tidak hanya berbicara tentang produksi, tetapi juga tentang transisi hijau.
Kata Roimon produk ferronickel dari Smelter Merah Putih dikembangkan menjadi green nickel produk yang diproses dengan prinsip keberlanjutan di setiap tahapnya mulai dari penggunaan energi bersih, emisi terkendali, pengelolaan limbah berbasis reduce-reuse-recycle hingga monitoring lingkungan secara real-time.
"Green nickel bukan lagi konsep masa depan. Bersama PT Ceria, green nickel kini menjadi kenyataan hari ini. Produk ini akan menjadi bahan baku utama mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik global dan energi baru terbarukan," katanya.
Lebih jauh, Roimon menegaskan pihaknya membangun tidak hanya smelter tetapi juga ekosistem industri hijau yang bertanggung jawab dengan mengusung pilar ESG.
"Di era industri baru ini, hanya perusahaan yang mampu mengintegrasikan ESG dalam DNA bisnisnya yang akan bertahan dan menjadi pemimpin. PT Ceria telah menegaskan dirinya di barisan terdepan," katanya. (raa)