news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi.
Sumber :
  • Aldi Herlanda-tvOne

Soal TNI Datangi Kampus UIN Walisongo Semarang, Kapuspen TNI: Tidak Ada Perintah Represif dan Intimidasi

Buntut mencuatnya kabar soal TNI mendatangi diskusi mahasiswa UIN Walisongo, Semarang. Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi angkat bicara.
Jumat, 25 April 2025 - 03:15 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Buntut mencuatnya kabar soal TNI mendatangi diskusi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang. Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi angkat bicara.

Menurutnya, TNI kerap disebut menjadi mata-mata padahal hanya mengobrol saja.

Awalnya, Brigjen Kristomei menjelaskan tidak ada permasalahan antara TNI dengan mahasiswa.

"TNI di kampus kan, masalahnya hanya dibesar-besarkan saja. Sebenarnya tidak ada permasalahan antara TNI dengan teman-teman mahasiswa di kampus. Tidak ada," beber Kristomei kepada wartawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (24/4/2025).

Selain itu, dia jelaskan, TNI selalu bekerja sama dengan mahasiswa. Contohnya, TNI dilatih di Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka pembekalan untuk kompi pertanian. Kemudian, TNI menggandeng mahasiswa untuk pengembangan radar, drone, dan pengembangan senjata.

"Terus masalahnya di mana? Kemudian, kami juga diminta, ingat ya, kami juga diminta untuk melatih bela negara, wawasan kebangsaan yang meminta siapa? Kampus," ucapnya.

Kristomei menegaskan, TNI memiliki alasan memasuki kampus. Namun, ia menilai narasi yang beredar seolah membenturkan TNI dengan mahasiswa.

"TNI tidak ujuk-ujuk masuk ke sana, kenapa tiba-tiba sekarang dinarasikan seolah-olah TNI dan mahasiswa berhadapan, bermusuhan, kenapa? Nah ini apakah ini ada unsur mendeligimitasi pemerintah, merongrong pemerintah dengan cara membenturkan TNI dengan mahasiswanya? Karena sistem pertahanan kita pertahanan rakyat semesta," bebernya.

Dia menilai narasi itu melemahkan sistem pertahanan. Dia pun mengajak mahasiswa untuk menggunakan nalar dalam menyikapi hal tersebut.

"Kalau TNI sudah jauh dengan rakyat, tni jauh dengan mahasiswa, ya nggak berlaku sistem hankamrata nanti. Nah itu adalah sistem untuk melemahkan sistem pertahanan kita, itu yang harus sadari bersama, karena itu kami mengajak kepada temen mahasiswa, kita menggunakan nalar logis," jelasnya.

Kristomei merespons peristiwa diskusi mahasiswa di Jawa Tengah (Jateng) yang didatangi oleh sejumlah anggota TNI. Dia mengatakan Babinsa saat itu tidak untuk memata-matai namun memonitoring wilayah.

"Babinsa di situ bertugas tidak untuk memata-matai atau tidak untuk mengitimidasi kegiatan kampus. Tugas Babinsa adalah memonitoring wilayah, sehingga dia bisa menyiapkan kantong-kantong perlawanan apabila terjadi perang semesta, perang gerilya atau perang berlarut," ucapnya.

"Jadi dia mendata berapa perempuannya, laki-lakinya, dimana ada bengkel yang bisa dijadikan tempat perbaikan senjata. Dimana ada ahli yang memang ahli mesiu, seorang Babinsa harus bisa menguasai itu. Sehingga dia memonitoring wilayah, sehingga apabila terjadi perang gerilya atau perang berlarut, tidak aneh lagi dan masyarakat udah kenal, ini lho Babinsanya," katanya.

Dia menegaskan narasi itu harus diluruskan. Kristomei pun menanggapi soal ramai mahasiswa yang mengundang TNI ke lingkungan kampus UI dalam malam konsolidasi mahasiswa. Diduga anggota TNI tersebut diundang untuk berdiskusi.

"Menurut saya narasi miring tadi harus diluruskan bersama bahwa cuma ngobrol dibilang memata-matai, besok-besok kita makan di Kampus UI saja dibilang memata-matai. Kayak saya jemput anak kuliah dibilang memata-matai, ya jangan lah," ucapnya.

"Kita berpikir logis saja, tak ada perintah untuk represif, dan mengintimidasi, apalagi mencampuri urusan internal kampus," pungkasnya. (aag)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral