- tvOnenews - Rika Pangesti
Jenazah Titiek Puspa Dimakamkan Siang Hari Ini di TPU Tanah Kusir
Jakarta, tvOnenews.com - Jenazah mendiang Titiek Puspa akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Jumat (11/4/2025) siang hari.
Hal ini disampaikan oleh anak pertama Titiek, Petty Tunjungsari di rumah duka Titiek (Wisma Puspa) di Jalan Pancoran Timur Raya, Jakarta Selatan.
"InsyaAllah dimakamkan di Tanah Khusir setelah jam Jam 1 atau jam 2 ya, ba’da dzuhur, di Tanah Khusir di Blok AA1, 48," ucap Petty kepada wartawan, Kamis (10/4/2025) malam.
Petty mengatakan bahwa ibundanya menutup usia pada usia 87 tahun. Ia menjelaskan, sebelum menghembuskan nafas terakhir, Titiek sempat mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Medistra, Gatot Subroto, Jakarta Selatan selama 16 hari.
"Eyang di rumah sakit dari tanggal 26 Maret. Ternyata itu adalah pecah pembuluh darah otak sebelah kiri," beber Petty.
Petty juga menyebut bahwa Titiek mengalami pecah pembuluh darah. Saat itu, operasinya dinyatakan berhasil. Namun, kondisi Titiek terus melemah.
"Operasinya berhasil dengan baik. Darahnya keluar dari otak kiri rada banyak. Bisa sadar di hari ketiga atau keempat. Tapi memburuk lagi karena badannya panas. Ya, mohon maklum karena ibu saya 87 tahun. Jadi mungkin badannya ya, ya sudah 87 tahun," ucap Petty.
Lebih lanjut, Petty menceritakan bahwa selama beberapa tahun kebelakang, Titiek beserta keluarga tidak ingin mempublikasikan penyakit yang dideritanya.
Hal ini, menurut Petty, semata untuk menjaga privasi dan menjaga nama baik penyanyi perempuan legendaris Indonesia itu.
Kata Petty, selama menderita penyakitnya, sang ibunda telah memasrahkan dirinya kepada Tuhan.
"Tapi memang beliau itu sebetulnya sudah sering mengatakan bahwasanya kalau bahasa Jawa, 'Gusti Allah Monggo Kulo Dipundut'. Maksudnya Tuhan silakan saya diambil kalau saya sudah tidak berguna. Karena sepanjang sepengetahuan saya, 65 tahun saya belajar jadi anaknya Titiek Puspa, beliau itu orang yang harus dirinya itu harus bermanfaat bagi sesama manusia yang lain. Dalam bentuk yang berkesenimanan tentunya dan lain-lain," beber Petty.
"Jadi ketika dia merasa dia sudah tidak bisa lagi. Dia memang menyerahkan diri kepada sang penentu, kepada sang pemberi, kepada sang pencipta," tandasnya.