- Julio Trisaputra-tvOne
Jabodetabek Dikepung Banjir, Ternyata Ini Penyebab Utama Air Meluap Menurut BMKG
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan penyebab utama banjir yang melanda daerah Jabodetabek pada Selasa (4/3/2025).
BMKG sebenarnya sudah memprediksi curah hujan tinggi di sekitar Jabodetabek sejak akhir Februari 2025 lalu.
Menurut BMKG, curah hujan tinggi di Jabodetabek akan berakhir pada 6 Maret 2025. Namun, akan kembali meningkat pada 11 Maret 2025.
Dwikorita mengatakan curah hujan tinggi sangat dipengaruhi oleh gelombang ekuator Kelvin dan Rossby.
"Ini sangat dipengaruhi dengan aktifnya gelombang ekuator Kelvin dan Rossby, serta munculnya sirkulasi siklonik yang ada di barat daya Bengkulu, tepatnya di Samudera Hindia," kata Dwikorita, diwawancarai tvOne, Selasa.
Ia menjelaskan, gelombang yang aktif tersebut mengakibatkan kumpulan awan-awan hujan yang pekat.
Akhirnya, awan-awan hujan itu membentu awan kumolonimbus yang membuat curah hujan tinggi sampai berisiko banjir di Jabodetabek.
"Hal itulah yang memacu terbentuknya kumpulan awan-awan hujan, awan kumolonimbus dengan skala besar yang mengakibatkan intensitas hujan menjadi meningkat sampai ekstrem dan durasinya pun selama beberapa jam," katanya.
Sampai saat ini, curah hujan tinggi masih akan terjadi sampai 6 Maret 2025.
Berdasarkan catatan BMKG, intensitas hujan yang terjadi kali ini mencapai 232 mm.
Setelah tanggal 6 Maret 2025 BMKG memprediksi akan ada penurunan intensitas hujan.
Namun, BMKG memprediksi curah hujan akan kembali meningkat pada 11 Maret 2025. Adapun intensitasnya kemungkinan lebih tinggi dari saat ini.
"Setelah melemah, kami memprediksi sekitar tanggal 11 Maret itu diprediksi akan meningkat lagi, dan dikhawatirkan tingkatnya bisa melampaui yang saat ini," katanya lagi. (iwh)