news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi - Suasana pembukaan Asian Games 1962 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) tahun 1962. Masa-masa itu, sepak bola sering dijadikan alat politik termasuk oleh PKI..
Sumber :
  • Arsip Mimbar Penerangan

Sepak Bola dan PKI, Jadikan Kapten Timnas Alat Propaganda dan Undang Tim Asal Rusia

Fenomena sepak bola dan politik seolah sudah menjadi hal biasa di RI. Bahkan Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah menjadikan sepak bola sebagai alat politik.
Selasa, 10 September 2024 - 10:37 WIB
Reporter:
Editor :

Lobi Komunis hingga Bantuan dari Soviet

PKI tercatat pernah mengundang tim sepak bola raksasa Rusia, Lokomotiv Moscow, untuk bermain di Indonesia.

Tim raksasa Beruang Merah itu sempat bertanding melawan klub-klub Tanah Air seperti Persebaya, Persija, dan PSMS.

Kehadiran Lokomotiv Moscow ini tentu nggak bisa dilepaskan dari kedekatan PKI dengan Uni Soviet, yang pada masa itu menjadi pusat kekuatan komunisme dunia.

Namun, bukan hanya  PKI saja yang dekat dengan Soviet. Presiden Soekarno juga punya hubungan mesra dengan negara pusat komunisme ini.

Bahkan, kedekatan Soekarno dengan Uni Soviet berbuah manis buat mimpi besar Soekarno untuk kebangkitan olahraga Indonesia.

Di depan Soviet, Soekarno memaparkan ide untuk membangun stadion termegah di dunia yang nantinya bakal dipakai untuk Asian Games IV.

Siapa sangka, Soviet setuju untuk membantu pembangunan stadion tersebut dengan memberikan pinjaman sebesar 12,5 juta dolar AS (sekitar Rp178 miliar). Dana tersebut digunakan buat membangun Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) yang kita kenal sekarang.

Pada Februari 1960, Soekarno secara resmi memulai pembangunan kompleks olahraga Senayan dengan menancapkan tiang pancang pertama stadion.

Pembangunan selesai pada 1962, dan Indonesia berhasil menggelar Asian Games IV dengan sukses, bahkan keluar sebagai runner-up di bawah Jepang.

Setelah Asian Games, Indonesia juga menggelar Ganefo (Games of The New Emerging Forces). Ganefo adalah pesta olahraga khusus yang diikuti 48 negara dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Acara ini dimotori oleh Indonesia dan menjadi simbol perlawanan terhadap negara-negara imperialis, bahkan diproyeksikan sebagai tandingan Olimpiade yang didominasi negara-negara barat.

Hadirnya Toni Pogacnik dan Kesuksesan Timnas Indonesia

Di masa silam, salah satu prestasi membanggakan Timnas adalah saat Indonesia berhasil merebut medali perunggu di Asian Games 1958 yang digelar di Tokyo, Jepang. Pelatih yang berjasa membawa Timnas Garuda ke puncak kejayaan itu adalah Antun 'Toni' Pogacnik, mantan gelandang legendaris dari Timnas Yugoslavia.

Di bawah asuhan Pogacnik, Indonesia sukses melaju hingga semifinal Asian Games 1954 di Manila, dan yang paling ikonik, Indonesia berhasil menahan imbang Uni Soviet dalam Olimpiade 1956 di Melbourne.

Berita Terkait

1
2
3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

02:55
00:50
05:10
01:03
01:20
01:12

Viral