- istimewa - Istock photo
China Merajai Impor di Indonesia, BPS Bocorkan Data-data Produknya
Jakarta, tvOnenews.com - Angka impor Indonesia saat ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan secara tahunan pada Juni 2024. Hal itu dibeberkan Badan Pusat Statistik (BPS) ke publik.
Ironisnya, data tersebut menunjukan. bahwa China yang merupakan negeri tirai bambu telah merajai impor di Indonesia.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai impor Indonesia mencapai 18,45 miliar dollar AS atau sekitar Rp 298 triliun (kurs Rp 16.154 per dollar AS).
Nilai ini meningkat 7,58 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 17,15 miliar dollar AS.
Bahkan, kenaikan terjadi pada impor komoditas minyak dan gas (migas) dan non migas. Tercatat impor komoditas migas naik menjadi 3,27 miliar dollar AS dan impor komoditas non migas menjadi 15,18 miliar dollar AS.
"Secara tahunan, nilai impor Juni 2024 meningkat 7,58 persen, di mana nilai impor migas dan non migas masing-masing naik 47,17 persen dan 1,69 persen," beber Amalia, dalam konferensi pers, di Kantor BPS, Jakarta, Senin (15/7/2024).
Jika dilihat berdasarkan negara asalnya, impor paling banyak berasal dari China. Tercatat nilai impor komoditas non migas dari Negeri Tirai Bambu mencapai 5,34 miliar dollar AS, setara dengan 35,20 persen dari total impor non migas RI.
Secara tahunan, nilai impor dari China tercatat meningkat sekitar 10,1 persen. Data BPS menunjukan, nilai impor dari China pada Juni 2023 sebesar 4,85 miliar dollar AS.
"Produk yang diimpor dari China terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis (HS 84), kedua terbesar adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85)," ujar Amalia.
Kemudian, China disusul Jepang. Tercatat nilai impor dari Negeri Sakura mencapai 1,13 miliar dollar AS atau setara 7,42 persen dari total impor non migas RI.
Lalu di posisi ketiga importir terbesar RI ialah Singapura.
Amalia melaporkan, nilai impor dari Singapura mencapai 930 juta dollar AS, atau setara 6,13 persen dari total impor non migas.
Adapun secara tahun kalender, yakni sejak Januari - Juni 2024, impor paling banyak tercatat berasal dari China.
Tercatat pada periode tersebut nilai impor dari China mencapai 32,44 juta dollar AS, atau setara 35,41 persen total impor non migas pada paruh pertama tahun ini. (aag)