- Instagram @anharkhar.writer
Isi Lengkap Wawancara Khusus Mahasiswa Unri yang Hampir Dipolisikan Rektor Gara-Gara Protes Kenaikan UKT, Khariq Anhar: Saya Mencoba Berani
T: Anda semester berapa dan jurusan apa?
J: (Semester) 8 jurusan Agroteknologi.
T: Kalau boleh tahu bayar kuliahnya berapa?
J: Saya tidak bayar UKT. Saya KIP (Kartu Indonesia Pintar) Kuliah sebenarnya. Tapi memang dari keluarga yang kurang mampu.
T: Bagaimana respons orang tua, teman-teman dan sahabat terkait kasus yang Anda alami ini?
J: Orang tua sedih, nangis, anaknya mau dimasukin penjara. Tapi orang tua sudah tahu lama sih. Waktu viral pun orang tua jadi lebih tenang karena ternyata banyak dukungan.
Awalnya takut banget anaknya ini mau dipenjara atau di-DO. Jadi dari orang tua posisinya lebih tenang setelah viral.
Dari teman-teman senang ya karena yang kita perjuangkan itu setidaknya sampailah pesannya itu ke mahasiswa. Dan target kami untuk Unri dibahas di tingkat nasional sampai.
Sekarang kan posisinya lagi naik UKT-nya. Itu sampai UKT 12. Bahkan, ada yang UKT-nya itu sampai Rp15 juta. Itu luar biasa kenaikannya.
Kami harap dengan viralnya Unri itu bisa membatalkan kenaikan UKT dari yang dikali dua gitu. Luar biasa mahalnya.
T: Berarti kenaikannya dua kali lipat?
J: Betul.
T: Kembali lagi, berarti Senin besok (13/5/2024) itu pemanggilan atau mediasi?
J: Senin mediasi di Polda.
T: Kalau pemanggilan akademik sudah ada informasi atau belum?
J: Belum. Sepertinya bukan di waktu “panas” seperti ini. Dapat isu juga bakal dikeluarin.
T: Dari peristiwa ini mulai terjadi, Anda pernah bertemu tatap muka berdua tidak dengan rektor secara pribadi? Empat mata?
J: Ini juga yang problematik di kami. Artinya dari pihak rektorat itu sama sekali tidak pernah ngajak duduk.
Cuma dua hari yang lalu itu ngajak duduk untuk mediasi. Kami dapat informasi itu (mediasi dilakukan) karena ditegur oleh Dirjen Dikti secara langsung.
Jadi satu bulan sebelum ini naik (viral) itu enggak ada pemanggilan dari pihak rektorat. Dan kami pernah menemui Wakil Rektor (WR) III untuk membahas ini.
Jadi baru dua pertemuan. Satu, kami yang menginisiasi. Satu lagi, kami enggak bisa jumpa kemarin.