news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Para pengurus NU luar negeri berfoto bersama usai mendengarkan pemaparan program kandidat Ketua Umum PBNU di Bandarlampung, Selasa (21/12/2021)..
Sumber :
  • ANTARA

Pengurus NU Luar Negeri Merasa Belum Banyak Dilibatkan

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) luar negeri merasa belum banyak dilibatkan dalam program NU di level internasional.
Rabu, 22 Desember 2021 - 13:11 WIB
Reporter:
Editor :

Bandarlampung, Lampung - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) luar negeri merasa belum banyak dilibatkan dalam program NU di level internasional.

Rais Syuriah PCINU Mesir KH Mukhlason Jalaluddin mengatakan potensi kader NU di luar negeri sangat besar dan dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan NU di dunia internasional.

"Namun sayangnya, kepemimpinan NU selama ini tidak mengoptimalkan eksistensi NU luar negeri untuk mengembangkan kerja sama dan penguatan jaringan internasional," kata Mukhlason dikutip dari keterangan tertulis di Bandarlampung, Rabu (22/12/2021).

Hal senada dikemukakan Rais Syuriah PCINU Belanda KH Nur Hasyim Muzadi. Ia mengatakan SDM NU luar negeri yang demikian besar dan memiliki jaringan kuat di berbagai bidang belum dioptimalkan PBNU untuk mengembangkan program-program NU ke depan.

Menurut dia, tantangan NU memasuki abad kedua cukup berat sehingga NU perlu merumuskan program-program internasional yang melibat PCI luar negeri.

"Memasuki abad kedua, tantangan NU cukup besar dan persoalan dunia semakin kompleks karena itu peran PCI menjadi sangat strategis," ujarnya.

Mukhlason dan Nur Hasyim memprakarsai pertemuan 30 PCINU di sela-sela Muktamar Ke-34 NU dengan mengundang kandidat Ketua Umum PBNU untuk memaparkan programnya di Kampus Unila Bandarlampung, Selasa (21/12).

Dari kubu KH Yahya Cholil Staquf diwakili KH Imron Rosyadi, kubu As'ad Said Ali diwakili KH Khariri Makmun. Kubu KH Said Aqil Siroj yang rencananya diwakili Kiai Marsyudi Suhud hingga acara berakhir tidak datang.

Dalam pemaparannya, KH Imron Rosyadi yang sering disapa dengan panggilan Gus Im menyampaikan pentingnya regenerasi bagi NU, terlebih lagi saat ini NU telah memasuki abad kedua.

"NU menghadapi tantangan yang cukup berat, karena itu kepemimpinan NU mendatang harus diisi pemimpin muda visioner yang memiliki pola pikir strategis," katanya.

Gus Im yang saat ini menjabat sebagai Rektor Unira Malang, Jawa Timur, menambahkan bahwa kader-kader NU di luar negeri memiliki jaringan yang bisa dikembangkan untuk memperkuat penyebaran moderasi Islam di berbagai penjuru dunia.

"Pengenalan moderasi Islam sangat dibutuhkan di tengah perkembangan dunia yang penuh dengan ketidakpastian," ujarnya.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral