- Abdul Gani Siregar-tvOne
Sindir Kaesang Pangarep soal Melejitnya Suara PSI, Anies: Walaupun Ketuanya Anak Presiden Bukan Berarti Semua Bisa Dilakukan
Jakarta, tvOnenews.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyindir Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep terkait melejitnya perolehan suara parlemen partai berlambang mawar tersebut.
Hal ini bermula dari Anies menyarankan lembaga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk lebih ketat mengawasi kecurangan dalam Pemilu.
"Pemerintah harus ikut bertanggung jawab walaupun ketuanya adalah anak presiden, bukan berarti segala hal bisa dilakukan terhadap partai yang dipimpin oleh anak presiden," ujar Anies di Jakarta Utara, dikutip Senin (4/3/2024).
"Malah lebih ketat lagi pengawasannya supaya tidak ada jajaran di bawah yang kemudian melakukan kegiatan walaupun tanpa diperintah, tapi inisiatif-inisiatif bisa terjadi," sambung dia.
Eks Gubernur DKI Jakarta ini pun menasehati Bawaslu untuk jangan sampai karena lengah mengawasi Pemilu 2024 menjadi cacat.
"Jangan sampai nanti membuat cacat pemilunya. Kalau pemilu cacat semua, nila setitik rusak susu sebelanga. Begitu terjadi peristiwa seperti ini maka akan merusak semua," tegas Anies.
Jika sudah rusak, kata Anies, maka semua kepercayaan rakyat akan hilang terhadap proses Pemilu 2024 kemarin.
Diberitakan sebelumnya, PSI saat ini memperoleh 3,16 persen suara dari pemilihan anggota DPR sekira pukul 12.00 WIB. Dalam sistem Sirekap KPU, penghitungan suara mencapai 65,73 persen.
Dengan pencapain tersebut, PSI masih membutuhkan lebih kurang 0,87 persen suara untuk melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menuturkan PSI masih optimis bisa mencapai ambang batas parlemen sehingga mendapat kursi di DPR.
"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi yang mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," jelasnya.
Dalam beberapa hasil hitung cepat (quick count) lembaga survei, salah satunya dari Indikator, PSI memperoleh 2,66 persen suara. Sementara itu, hasil rekapitulasi sementara KPU (real count) 3,13 persen.
Ada perbedaan sampai 0,47 persen dari dua perhitungan itu. Grace menilai perbedaan itu tidak hanya dialami PSI, tetapi juga partai-partai lain.
Grace menyebut dari hasil quick count Indikator, suara PKB dan Partai Gelora juga lebih besar di rekapitulasi suara KPU dibandingkan dengan hasil hitung cepat.
Oleh karena itu, Grace menyesalkan penilaian beberapa pihak yang dia nilai tendensius terhadap PSI. (agr/nsi)