Butet Kertaredjasa saat tampil dalam pertunjukan teater bertajuk "Musuh Bebuyutan" di Taman Ismail Marzuki, Menteng Jakarta Pusat..
Sumber :
  • istimewa

Pentas Teater Musuh Bebuyutan Didatangi Polisi, Butet Kertaredjasa: Mengontrol Pikiran Itu Bentuk Intimidasi

Rabu, 6 Desember 2023 - 10:58 WIB

Bantul, tvOnenews.com - Polisi disebut telah mendatangi seniman Agus Noor dan Butet Kertaredjasa saat akan menggelar pentas teater bertajuk "Musuh Bebuyutan" di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada pada 1-2 Desember 2023 lalu. 

Pertunjukkan teater yang digelar Butet dan para seniman tersebut berisikan parodi satire politik, bagaimana menarasikan masalah sosial politik negeri ini. 

Pihak Kepolisian disebut meminta seniman Butet Kartaredjasa menandatangani surat pernyataan dimana salah satu butir didalamnya menyebutkan, Butet harus berkomitmen untuk tidak berbicara soal politik dalam pementasannya. 

Peristiwa itu menurut Butet Kertaredjasa terjadi sekitar seminggu sebelum pertunjukan digelar.

"Baru kali ini kami harus menandatangani satu pernyataan saya harus komitmen pertunjukan saya tidak ada unsur politik, tidak ada kampanye atau tanda gambar dan seterusnya." kata Butet saat dihubungi tvOnenews.com, Rabu (6/12/2023). 

"Jadi memang tidak ada tanda kampanye, tidak ada tanda gambar, tapi tidak boleh bicar politik itu sesuatu yang ganjil, padahal sudah sejak reformasi 98 itu tidak ada lagi kebiasaan seperti itu. Apalagi ini pentas seni dan pentas di TIM itu biasanya pemberitahuan saja." lanjut Butet. 

Butet mengaku ia telah menandatangani pernyataan tersebut sebagai kelengkapan administrasi pertunjukkan.

"Saya lupa itu pihak kepolisian mana, karenakan yang mengurus itu staf saya, dia minta izin ya saya bertanggungjawab. Ya tanda tangani tapi dalam bentuk digital ya, karena kan saya waktu itu di Jogja." katanya.

Namun saat pementasan menurut Butet tidak ada yang berubah, para pemain tampil biasa saja, karena merasa tidak melanggar hukum.

"Nah pas hari pementasan itu, ada beberapa polisi yang datang menemui panitia, lalu panitia laporan pak itu ada polisi. Wah saya kan udah pakai kostum dan udah mau pentas kemudian ditemui sama staf saya." beber Butet Kertaredjasa. 

Mengenai berapa jumlah polisi yang datang Butet mengaku tidak tahu, karena tidak mengamati saat pertunjukan berlangsung. Namun menurutnya itu merupakan sesuatu yang janggal.

"Sejak 98 itu udah gak ada. Kalo dulu malah izin itu sampai militer ya. Lho bahkan ini kan edisi ke 41 yang sejak 2011 lalu kan tidak pernah ada itu harus tanda tangan pernyataan soal larangan bicara politik." ujarnya.

Butet Kertaradjasa mengakui bahwa polisi memang tidak melakukan intimidasi secara fisik maupun verbal.

Namun menurutnya sebagai pekerja seni dan budayawan, ada hal yang menurutnya tidak boleh terus dilakukan oleh pihak kepolisian pada pentas seni budaya dimanapun. 

" Ya memang tidak berbentuk fisik maupun verbal, tetapi faktanya saya harus menandatangani surat perjanjian dimana saya dilarang berbicara soal politik saat melakukan kerja seni. Itulah saya pikir kok malah seperti orde baru jaman dulu itu. Itu namanya juga intimidasi," jelas Butet.

Butet menilai upaya untuk mengintervensi produk seni berarti sama dengan melarang seseorang untuk mengartukulasikan pikirannya, dalam hal ini karya seni.  

"Jadi menurut saya itu mengontrol pikiran orang juga bentuk intimidasi itu, memang bukan intimidasi bentuk fisik, bukan pula verbal, tapi kan bukan hanya soal fisik atau verbal, tetapi saya tidak boleh bicara politik, harus tandatangan sama juga mengintervensi produk seni, dalam arti melarang seseorang mengartikulasikan pikirannya," jelas Butet.

Butet mewanti-wanti agar hal-hal mengintervensi ataupun mengintimidasi seperti itu tidak lagi diteruskan. Demokrasi harus dijaga agar bangsa ini tetap utuh dalam perbedaan, dalam keragaman. 

Kedepan ia juga masih akan melihat bagaimana pentas pentas seni budaya apakah akan ada seperti kejadian yang dialaminya. 

"Ya kedepan kita lihat saja, saya atau teman-teman saya saat pentas akan seperti apa." ungkapnya.

Butet menyebutkan, apa yang ia alami adalah suatu pengulangan ketika kebebasan berkespresi dihambat.

Menurutnya jika kesenian itu tampil di tempat seni seperti TIM, Taman Budaya, komunitas-komunitas, maka tidak perlu perijinan cukup pemberitahuan saja. 

"Tetapi kalo pertunjukan itu berpotensi mengganggu ketertiban umum. Disitulah polisi berperan untuk menjaga ketertiban umum bukan pada seninya. Polisi bertugas menjaga ketertiban umumnya." pungkas Butet.

Sementara saat ditanya kapan agenda pentas dalam waktu dekat ini, Butet secara jelas menyebutkan belum ada.   

"Sementara ini memang belum ada agenda pentas, Bung" pungkas Butet. (buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral