- Kolase tim tvOnenews.com/ tim tvOnenews - Julio Trisaputra
Perintah Panglima TNI Yudo Margono ‘Piting’ Warga, Rocky Gerung: TNI Aparat Pertahanan Musuh dari Luar, Bukan dari Dalam
Tvonenews.com - Pada Kamis (7/9/2023), terjadi bentrok yang melibatkan warga Pulau Rempang dengan aparat.
Warga Rempang, Batam melakukan unjuk rasa untuk mempertahankan tanah yang selama ini menjadi tempat tinggal mereka.
Penduduk Kampung Melayu Tua di Pulau Rempang, Batam ini berjumlah kurang lebih 7.500 jiwa ini melakukan aksinya karena dipicu oleh penolakan atas proyek Rempang Eco-City yang sebentar lagi akan dibangun.
Bentrok pun berlangsung alot serta menjadi perhatian masyarakat Indonesia, tak hanya itu beberapa tokoh dan public figur Tanah air juga ikut menyoroti konflik ini.
Kini sempat beredar, sebuah video yang viral di media sosial dengan memperlihatkan seorang Panglima TNI Yudo Margono memberi perintah anggotanya untuk ‘Piting’ warga yang rusuh.
Panglima TNI Yudo Margono memberikan perintah dalam pertemuannya bersama anggotanya untuk piting warga Rempang, satu lawan satu. Pernyataan ini sontak menuai reaksi dari publik hingga tokoh publik.
Panglima TNI Yudo Margono. (Ist)
Pasalnya, Panglima TNI Yudo Margono menilai unjuk rasa yang telah terjadi di Pulau Rempang, Batam begitu anarkis.
“Orang sudah diam, terus diambil batu langsung dilempar (ke polisi). Ini kan udah seperti orang yang lagi bunuh hewan gitu loh,” ungkap Panglima TNI Yudo Margono seperti yang dikutip dari potongan video pada kanal YouTube Rocky Gerung Official.
“Seperti bunuh hewan pakai batu gede langsung dilempar begitu,” sambungnya.
Kemudian, Panglima TNI Yudo Margono mengatakan apalagi yang demo bukan lagi orang asli setempat melainkan orang luar yang datang.
“Ini berarti sudah masuk ke ranah pidana. Ya kalau seperti itu, ya nanti kita berikan. Saya tidak memberikan itu, karena saya khawatir, karena anak-anak ini nanti mindsetnya berubah nanti, kembali lagi seperti orde baru,” kata Panglima TNI Yudo Margono.
Sambungnya ia mengatakan sebenarnya tugas ini adalah ranahnya kepolisian, namun bila kepolisian tidak mampu, TNI ikut turun tangan.
“Saya melihat kemarin itu, mampu, tapi mampu kok diam saja digebuki, atau memang apa namanya. Karena saya lihat bertahan saja kan, saya lihat dengan anu yang di atas dan menumpuk jadi satu, dan sementara pendemonya ini bawa batu besar-besar itu, dilemparkan ke itu, kayak lempari itu,” serunya.
“Ya kan TNI-nya umpamanya, masyarakatnya 1.000, ya kita keluarkan 1.000. Satu piting satu itu kan selesai. Nggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu. Tahu dipiting nggak? Ya itu dipiting aja satu-satu,” sambungnya menjelaskan.
Mengetahui pernyataan Panglima TNI Yudo Margono, seorang akademisi sekaligus pengamat politik, Rocky Gerung memberikan tanggapannya mengenai konflik yang terjadi di Pulau Rempang.
Melalui sebuah tayangan video pada kanal YouTube Rocky Gerung Official, dirinya memberikan komentar setelah mendengar pernyataan Panglima TNI Yudo Margono.
Rocky Gerung. (ANTARA)
“Jadi kalau kita dengar misalnya statement Panglima kalau turun 1000 kita turunin 1000, kan itu semacam frustasi juga kan. Ngapain itu?” ungkap Rocky Gerung dalam video pada kanal YouTube Rocky Gerung Official.
“TNI adalah simbol pertahanan negara tuh. Nah itu tidak boleh terucap dari Panglima bakal rakyat 1000 kami 1000. Rakyat dan TNI itu ibarat ikan dan air yang sejarahnya begitu di zaman kemerdekaan. Jadi kalau sekarang ikan berkelahi dengan air itu nggak masuk akal tuh,” sambungnya.
Dirinya memahami karena bentrok yang terjadi pada Kamis (7/9/2023) antara warga dan aparat ini cukup alot. Namun ia tekankan bahwa TNI seharusnya dihargai sebagai pertahanan musuh dari luar, bukan dari dalam negara sendiri.
“Tetapi sekali lagi kita ingin supaya TNI itu betul-betul dihargai sebagai aparat pertahanan musuh dari luar bukan musuh dari dalam,” tegasnya. (Kmr)