- tvOnenews - Muhammad Bagas
Agus Harimurti Yudhoyono Jelaskan Sikap Partai Demokrat, Ini Pidato Lengkapnya
Partai politik adalah sebuah institusi. Bukan pribadi. Sehingga ada tata kelola dan mekanismenya. Apalagi pengambilan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Memilih pemimpin, utamanya calon presiden dan calon wakil presiden, yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa; tidak bisa hanya diputuskan begitu saja, dalam hitungan menit, oleh segelintir orang. Sesuai dengan konstitusi Partai Demokrat, tentu harus dimusyawarahkan terlebih dulu, dan dibicarakan dalam wadah Majelis Tinggi Partai.
Sejak awal pula, Partai Demokrat telah mengingatkan, untuk tidak sekali-kali melakukan fait accompli, atau dalam tanda kutip, memaksa Partai Demokrat, untuk menerima sebuah keputusan. Keputusan yang sepihak tanpa melibatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan tersebut. Dasarnya adalah, mutual trust, rasa saling percaya, juga semangat keadilan, dan kesetaraan, yang menjadi titik temu perjuangan.
Bagi kami, lebih baik bersepakat untuk tidak sepakat (agree to disagree), daripada dipaksa menerima keputusan, yang kami tidak terlibat dalam prosesnya. Inilah substansinya. Sehingga kami mengimbau, janganlah hal yang besar dikecilkan, sementara hal yang kecil dibesar-besarkan.
Para kader Demokrat dan rakyat Indonesia di seluruh Tanah Air,
Kami berjani, untuk tetap teguh di jalan Perubahan dan Perbaikan. Kami mengajak seluruh kader Demokrat untuk tetap solid dan menguji langkah-langkah yang akan diambil oleh pimpinan partai. Dalam upaya memperjuangkan Perubahan dan Perbaikan itu. Demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain, yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan dan etika politik.
Mari kita songsong perjalanan politik yang baru, dengan hati yang bersih, niat yang baik, cara yang baik, dan tujuan yang baik.
Pertama-tama, tentu dengan memberi maaf, kepada siapa pun yang telah menyakiti kita; baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kita semua bisa memaafkan, walaupun tidak begitu saja melupakan. Saya pun, sebagai manusia biasa, tentu tidak luput dari kekurangan. Mohon dimaafkan. Mari kita buka lembaran baru ke depan. Kita harus segera move on!