Eks Wali Santri, Leni Siregar ungkap alasan mengapa menarik anak-anaknya dari Ponpes Al-Zaytun, pimpinan Panji Gumilang..
Sumber :
  • Kolase tvOnenews.com

Eks Wali Santri Ungkap Alasan Menarik Anaknya dari ponpes Al-Zaytun, Ternyata Kejanggalan Ini..

Rabu, 12 Juli 2023 - 05:48 WIB

tvOnenews.com -  Di tengah proses hukum yang dijalani oleh Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang. Kini Panji Gumilang diduga melakukan pelecehan seksual.

Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini belakangan menuai beragam kritikan, mulai dari ajaran agama Islam yang diduga menyimpang hingga dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia atau NII KW9.  

Ponpes Al-Zaytun Indramayu menjadi viral pertama kali setelah diketahui pada saat ibadah Salat Idul Fitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan laki-laki dalam satu shaf hingga menjadi perbincangan publik.

Suasana Salat Idul Fitri di Ponpes Al-Zaytun.

Tak hanya itu, media sosial dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan gaya azan sholat jumat yang dikumandangkan oleh santri di Ponpes Al-Zaytun, tampak menggunakan gerakan tangan dan tidak menghadap kiblat.

Diketahui sebelumnya pemimpin Ponpes Al- Zaytun, Panji Gumilang, sempat menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri pada Senin (03/07/2023). 

Pemeriksaan yang dilakukan selama sekitar 8 jam tersebut membahas mengenai dugaan kasus penistaan agama.

Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dedengkot Al-Zaytun, Panji Gumilang

Hal itu diungkap oleh mantan wali santri Ponpes Al Zaytun, Leni Siregar dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne belum lama ini. 

Mendengar adanya dugaan pelecehan seksual di Ponpes Al Zaytun membuat Leni resah, hingga memutuskan menarik kedua anaknya yang saat itu tengah menimba ilmu di ponpes yang diasuh oleh Panji Gumilang tersebut. 

Selain karena adanya dugaan pelecehan seksual, mantan wali santri juga menarik kedua anaknya, karena banyak kejanggalan yang terjadi di Ponpes Al-Zaytun.


Eks Wali Santri, Leni Siregar.

Salah satunya adalah adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan pimpinan pesantren kepada pegawainya.  

"Yang melakukan (pelecehan seksual) saat itu pimpinan pesantren, PG (Panji Gumilang)," ungkap Leni Siregar, saat menjadi narasumber di program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne. 

Dugaan pelecehan seksual tersebut diketahui Leni Siregar, setelah dirinya bertabayyun kepada suami korban.

“Saya cross check ke almarhum suaminya korban pada saat itu. Kemudian juga sempat dekat juga berteman dengan korban,” katanya. 

Bukan perkara mudah bagi mantan wali santri Ponpes Al Zaytun mengungkapkan hal ini. Namun karena bukti-bukti yang dimiliki cukup kuat, maka Leni berani mengungkap adanya dugaan kasus pelecehan seksual di Al Zaytun. 

“Saya dapati juga bukti-bukti voice note dan saya kenal suara itu suara siapa. Kemudian juga satu video percakapan yang memang meyakinkan saya memang itu adalah pimpinan pesantren (Panji Gumilang) dan juga korban,” ungkapnya. 

Setelah bertabayyun ditambah dengan bukti-bukti yang ada, Leni Siregar, akhirnya memutuskan untuk menarik anak-anaknya dari Ponpes Al Zaytun. 

Kedua anaknya sempat belajar menjadi santri pada 2019-2021. Tidak sempat lulus karena Leni langsung menarik kedua anaknya yang tengah jadi santri di Al Zaytun. 

“Dari situ saya yakin sebelum viral di media massa saya tidak kuat untuk menanggung malu, saya tarik anak-anak saya dari situ,” tutur Leni. 

Lebih jauh Leni Siregar mengungkapkan, mengapa dirinya sangat mengetahui kondisi Al Zaytun, karena sebelum akhirnya keluar, Leni merupakan anggota Negara Islam Indonesia (NII) dan termasuk bagian orang dalam di NII pimpinan Panji Gumilang. 

"Saya orang dalam, jadi saya 21 tahun sebagai orang dalam atau dikatakan NII atau KW9," tegasnya.

Lebih lanjut Leni mengatakan Al-Zaytun sudah jauh menyimpang dari agama Islam, sehingga merusak generasi muda.

Tak hanya dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di Ponpes Al Zaytun, sikap arogan pimpinan Al-Zaytun, Panji Gumilang, juga menjadi alasan lain Leni menarik anak-anaknya dari Ponpes tersebut. 

“Jadi ya sikap otoriter dari PG ini yang saya sudah tidak berkenan, karena menyangkut hak orang tua, seperti soal kesehatan,” ungkap Leni. 

Menurutnya Panji Gumilang, mengharuskan santri dan pegawai Ponpes Al Zaytun memakan gandum untuk menggantikan konsumsi nasi.  

“Pemaksaan makan pokok roti gandum untuk menggantikan nasi secara 100 persen dan jika ada yang ketahuan makan nasi akan ditegur,” katanya. 

Sehingga imbas dari pemaksaan konsumsi roti gandum pengganti nasi itu, sempat membuat anaknya kekurangan gizi dan terhentinya menstruasi selama 5 bulan. (ipk/muu/ind)


Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:33
07:01
06:26
01:11
02:39
02:22
Viral