- Kolase tvonenews
Sudah Tak Takut Lagi dengan Panji Gumilang, Eks Orang Dalam Ponpes Al Zaytun Ini Umbar Aib Nyeleneh Sang Dedengkot, Ternyata...
tvOnenews.com – Eks orang dalam Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun kini tak takut lagi dengan Panji Gumilang dan blak-blakan mengumbar aib nyelenehnya.
Dilansir dari Program Catatan Demokrasi TvOne, mantan wali santri Ponpes Al Zaytun bernama Leny Siregar membongkar kebobrokan di bawah pimpinan Panji Gumilang.
“Saya membenarkan kalau dibilang nyeleneh. Untuk mengawalinya saya bukan sebagai eks wali santri saja, saya sebagai orang dalam atau eks NII atau KW9. Saya sebagai saksinya, saya sebagai korbannya,” ungkap Leny Siregar.
Eks orang dalam Ponpes Al Zaytun itu mengungkapkan bahwa Panji Gumilang adalah sosok imam dari NII.
“Saya masuk itu pada tahun 2000 awal Januari sampai 2021 awal dan ini tak boleh disangka. Panji tidak pernah mengaku sebagai Imam kepada saya ya jelas tapi saya melalui tahapan-tahapan Ulil Amri, saya mengetahui bahwa dialah Imam NII,” pungkasnya.
Leny Siregar menyampaikan bahwa hingga kini para pengikut Panji Gumilang masih patuh dan tunduk dengan ajarannya.
“Kalau misalkan dianggap sudah selesai, itu umat-umatnya masih menganggap dia sebagai imamnya. Semuanya harus turut tunduk patuh sama dia, bahkan hal yang remeh-remeh aja diurusin gitu,” ujarnya.
Lebih lanjut, wanita yang merupakan mantan “anak buah” Panji Gumilang menyampaikan ajaran salat yang menyimpang di Ponpes Al Zaytun.
“Dari dulu saya mengalami memang orang ini ngeyel, dari mulai salat jadi rahasia umum. Tidak diwajibkan salat karena kita itu masih masa Mekkah ya. Saya sendiri memang sudah janggal dan saya tetap salat ya,” jelas Leny Siregar.
“Walaupun pada masa itu sempat terbengkalai salat saya. Sebagai wujud pemikiran kritis saya, acara Tazkiyah saya sampai menanyakan ‘ada mukena gak?’ dan ditunjukkan mukena yang sudah kumal,” sambungnya.
Leny menyimpulkan bahwa penghuni Ponpes Al Zaytun jarang melaksanakan salat sehingga alat ibadah tidak diurus dengan baik.
“Berarti di situ mukenanya gak biasa dipakai kan, satu soal salat tapi saya tetap menjalankan. Walaupun sepanjang masa itu benar-benar ada keganjilan dalam hati saya ‘kenapa sih hanya beberapa menit saja kok dinafikan, kenapa diabaikan’,” katanya.
Namun, ketika dikonfrontasi, Leny Siregar mengaku justru dihujani bantahan dari ayat dan dalil Al Quran.
“Mereka bilang salatnya itu dalam bentuk Tilawah dan Maliyah. Tilawah itu perekrutan dan Maliyah itu untuk menarik infaq. Kemudian ya kedua mengenai puasa, ini juga jam imsaknya sempat ada fase sampai pukul 6 pagi, Saya juga rancu di sini tapi selalu disampaikan ayat-ayat ketika saya bertanya,” ungkap sang eks Ponpes Al Zaytun.
Tak hanya itu, Leny Siregar membeberkan bahwa cara mengumandangkan adzan di Ponpes Al Zaytun sangat berbeda.
“Adzan, yang tidak pernah didengarkan di luar selama mereka hidup di luar tidak pernah mendengar lafal adzan seperti itu. Di sana mereka sempat agak aneh juga walaupun akhirnya anak yang pertama itu terbawa juga. Mungkin pernah Bilal atau siapa gitu adzan seperti itu,” ungkap Leny Siregar.
Di bawah pimpinan Panji Gumilang, suara adzan terdengar keras dan tidak bernada.
“Yang nyeleneh-nyeleneh ini tidak bisa saya pungkiri karena memang dari dulu seperti itu karena seperti yang disebutkan ustaz tadi psikologinya adalah NII,” tuturnya. “Adzannya itu tidak bernada seperti di luar, lurus datar dan sangat keras seperti mau marah.”
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, klik di sini.
(rka)