- tim tvonenews
Arafah
Di lokasi ini pula diwariskan sebuah traktat Hak Asasi Manusia (HAM) yang dikhotbahkan oleh Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai Khutbah Haji Wada jauh sebelum Barat mengenalnya. Pada saat Eropa masih menghalalkan pembunuhan dan inkuisisi, Nabi sudah berseru tentang hak-hak suci, perempuan dan laki laki yang dengan sangat halus diminta Nabi untuk disimak, bahkan disampaikan pada yang tidak hadir.
Sebuah riwayat juga menjelaskan betapa penting dan bersejarahnya makna Hari Arafah. Suatu kali Umar Bin Khattab disapa seorang Yahudi. “Wahai Amirul Mukminin, ada sebuah ayat dalam Al Quran, andai ayat itu diturunkan kepada kami (kaum yahudi), pasti akan kami jadikan hari itu sebagai hari raya.”
“Ayat apakah itu,” Tanya Umar.
“Al yauma akmaltu lakum dinakum” (Pada hari ini telah aku sempurnakan agama kalian).
Kau benar. Hari itu sangat bersejarah, aku masih ingat betul ayat itu diturunkan pada sore hari Arafah,” ujar Umar.
Pidato Arafah jadi amanat terakhir Nabi ---tak lama setelah khutbah, Nabi wafat-- sekaligus inti ibadah haji karena mengandung nilai nilai kemanusian universial yang kini dikenal dengan Hak Asasi Manusia. Khutbah Nabi meringkas prinsip prinsip ajaran Islam selama 20 tahun berdakwah. Pertama, persamaan seluruh umat manusia. Bahwa tak ada klaim keunggulan berdasarkan faktor faktor kesukuan, kebangsaan dan warna kulit karena Tuhan seluruh umat manusia satu dan nenek moyang seluruh umat manusia sama: Adam dan Hawa. (QS.49:13)
Kedua, kehormatan, harta, nyawa dan darah manusia adalah suci. Asas ini mutlak tak bisa dilanggar, sebuah prinsip HAM yang paling mendasar. ”Barang siapa membunuh seseorang tanpa kesalahan pembunuhan atau perusakan di bumi, maka bagaimana membunuh seluruh umat manusia, dan barang siapa menolong hidup seseorang, maka bagaimana menolong hidup seluruh umat manusia”. (QS.5:32)
Ketiga, semua orang akan kembali kepada Allah dan Allah akan meminta pertanggungjawaban atas segala perbuatan masing masing secara mutlak. Tak ada dosa, kejahatan yang diwariskan. Kejahatan tidak akan menimpa kecuali oleh pelakunya sendiri.