- Tangkapan Layar Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo
Kok Bisa? Jualan Nasi Kuning Harga Rp3.000 Dapat Keuntungan Hingga Rp550 Juta, Jusuf Hamka Bagi Rahasianya
tvOnenews.com - Belakangan ini nama Jusuf Hamka kerap jadi perbincangan, lantaran dirinya menagih utang kepada pemerintah sebesar Rp800 miliar.
Pria dengan nama lengkap Mohammad Jusuf Hamka ini menagih utang ke Kemenkeu (Kementerian Keuangan) kepada PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).
Sebelumnya Jusuf Hamka telah lama berbisnis sekaligus bersedekah dengan berjualan nasi kuning. Uniknya, nasi kuning tersebut hanya dihargai Rp3.000 namun dapat meraup keuntungan hingga Rp550 Juta.
Seperti apa rahasia Jusuf Hamka dibalik bisnis nasi kuning tersebut, simak informasinya berikut ini.
Jusuf Hamka atau kerap disapa Babah Alun belakangan ini kerap diperbincangkan oleh publik. Setelah secara terang-terangan menagih utang pemerintah sebesar Rp800 miliar.
Babah Alun dikenal sebagai konglomerat yang memiliki penghasilan fantastis. Namun, ia pernah membagikan kisahnya berjualan nasi kuning hingga meraup keuntungan yang luar biasa.
Padahal, nasi kuning tersebut ia jual hanya seharga Rp3.000 namun keuntungan yang ia raih kini telah mencapai lebih dari Rp550 Juta.
Dalam sebuah video yang diunggah pada kanal YouTube Jusuf Hamka, ia menceritakan kesuksesannya hanya dengan berjualan nasi kuning sekaligus bersedekah kepada orang yang membutuhkan.
“2017 itu umur saya 60, lalu bulan februari awal saya memanggil staf saya. Saya bilang ‘sudah 12 tahun kita selama ini memberi makan orang di bulan puasa secara gratis. Coba dong dikala umur saya 60, saya ingin lebih bersyukur kepada Allah karena rezeki yang diberikan berlimpah ruah yang sayang nggak ngerti ini maksudnya apa, sehingga saya merasa bahwa di rezeki yang diberikan, harta yang diberikan kepada saya pasti ini banyak haknya orang banyak’,” ungkap Jusuf Hamka dalam video pada kanal YouTube Jusuf Hamka.
Pengusaha Jalan Tol, Jusuf Hamka. (Ist)
Sejak saat itu, Jusuf Hamka menginginkan berdagang nasi kuning dengan subsidi. Nasi kuning tersebut dijual dengan harga Rp3000.
Seorang karyawannya bertanya mengapa tidak diberikan secara gratis, alasan Jusuf Hamka untuk menjualnya dengan harga yang murah agar yang tidak berkepentingan tidak ikut mengambil makan tersebut.