- PDIP
Jokowi Singgung Krisis Pangan dan Energi di Pidato Pembukaan Rakernas PDIP
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden RI Jokowi menyampaikan pidato politiknya dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP. Diketahui, pidatonya itu berlangsung tertutup hanya untuk internal PDIP.
Jokowi mengungkapkan pidatonya itu membahas soal tantangan bangsa ke depan, terutama potensi kesulitan global seperti krisis pangan dan energi.
"Ya, tadi saya di Rakernas PDI Perjuangan menyampaikan mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi oleh negara kita, utamanya dalam kesulitan-kesulitan global yang sudah sering saya sampaikan, baik yang berkaitan dengan krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan dan adanya perang," kata Jokowi saat konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).
Dia menyebut tantangan itu harus diketahui bersama agar PDIP bisa menyusun antisipasi terhadap krisis saat mengelola negara.
"Saya kira tantangan-tantangan seperti itu harus kita ketahui bersama, sehingga PDI Perjuangan bisa mendesain sebuah rencana,” jelasnya.
“Besar nantinya ke depan diberikan kesempatan untuk mengelola negara ini, sehingga bayangan-bayangan yang tadi saya sampaikan paling tidak bisa dipersiapkan perencanaannya lebih dahulu," sambung Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga mengaku berbicara tentang strategi membawa Indonesia menjadi negara besar selama 13 tahun.
"Namun juga ada kesempatan besar dalam membawa negara ini masuk di negara maju dalam 13 tahun ke depan, ini juga tentu saja akan lebih baik kalau perancanaan besarnya disiapkan mulai dari sekarang lebih dalam di Rakernas PDI Perjuangan ini," ujarnya.
Adapun Rakernas III ini, PDIP mengambil tema Fakir Miskin dan Anak Telantar Dipelihara oleh Negara. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan arahan Jokowi itu akan dibahas dan dirumuskan sebagai hasil rakernas nanti.
“Sehingga, apa-apa saja yang telah beliau sampaikan, itu juga akan dijadikan bagian daripada hal-hal yang nanti akan kami bahas juga di dalam persidangan di rakernas tiga hari ini,” ungkap Megawati. (saa/ree)