- tim tvone
Motif Karyawati di Cikarang Bongkar Skandal Staycation, AD Ternyata Menahan Hal Ini Selama 6 Bulan Lamanya
Jakarta, tvonenews.com - Kasus yang dialami AD (23), karyawati korban pemaksaan staycation di Cikarang terus bergulir, dan motif korban buka suara juga menjadi sorotan berbagai pihak termasuk netizen di dunia maya.
Terungkap motif karyawati di Cikarang bongkar skandal staycation, AD Ternyata Inginkan Ini. Saat diwawancara secara khusus oleh tim tvone Novianti Siswandini dan Aqmarul Achyar, ternyata AD mengungkap isi hatinya.
Karyawati AD, yang menjadi korban pelecehan seksual oleh si bos di tempatnya bekerja dengan iming-iming perpanjangan kontrak, mengaku telah memendam keinginannya selama enam bulan terakhir.
Yakni mengungkap kasus yang dialaminya kepada publik. "Hampir 6 bulan ini saya merasa tertekan gak nyaman pokoknya," kata AD.
"Saya speak up bukan berarti saya mau viral atau pansos. Saya sebagai kaum wanita gak mau dilecehin, direndahin," lanjutnya.
(AD (23) karyawati Cikarang dalam skandal kasus staycation berujung tak perpanjang kontrak kerja. Sumber: tim tvone)
AD mengaku, di tempatnya bekerja, ada seorang bos yang kerap melakukan pelecehan seksual dan ajakan staycation dengan janji perpanjangan kontrak.
"Di situ sudah ada omongan sih. Atasannya tuh emang kayak gitu kalo ada orang-orang yang menurut dia good looking dan bagus," papar AD kepada tim tvonenews.com.
Pelecehan seksual berupa ajakan staycation, AD juga mengaku kerap mendapatkan pelecehan fisik. Tangannya kerap dipegang-pegang oleh si bos.
"Saya lawan, apa sih pegang-pegang tangan. Saya risih," tutur AD mengisahkan perlakuan si bos.
Setelah enam bulan lamanya mendapat perlakuan yang membuatnya tak nyaman, AD akhirnya menceritakan kepada kekasihnya mengenai perlakuakn si bos.
"Cerita ke pacar saya. Dia (bos) tau saya punya pacar. Tapi dia usaha mepet-mepet ngedeketin terus," kata AD.
AD juga mengaku selalu bersabar meski mendapat perlakuan tak menyenangkan dari sang atasan. Ia sesekali menceritakan apa yang dialaminya kepada keluarga untuk mendapatkan dukungan moral.
"Orang terdekat, pacar, keluarga," kata AD.
(AD (23) karyawati Cikarang dalam skandal kasus staycation berujung tak perpanjang kontrak kerja saat di Polres Bekasi. Sumber: tim tvone)
Dan berikut ini petikan wawancara tim tvone Novianti Siwandini dan Aqmarul Achyar dengan AD yang mengungkap motif korban membongkar skandal staycation Cikarang:
Tanya (T) : Mba AD udah berapa lama menahan ini semua sampai akhirnya mau bicara ke publik?
Jawab (J): Berapa bulan ya. Hampir 6 bulan ini saya merasa tertekan gak nyaman pokoknya.
T: Gimana caranya mba bisa menahan semua ajakan-ajakan itu selama masih bekerja di sana?
J: Saya alesan, entar. Padahal entar-entar itu bukan mengiyakan. Bukan saya mau.
T: Pas dimodusin pernah ngelawan? Lapor ke bos lain atau panggil satpam gitu?
J: Saya lawan, apa sih pegang-pegang tangan. Saya risih.
T: Terus dianya gimana?
J: Ih maaf ga sengaja. Tangan kamu lembut ya.
T: Temen-temen lain gimana? Ada yang mengalami hal serupa?
J: Dari cerita beberapa orang ada. Orangnya juga udah gak kerja di situ.
T: Berapa orang kira-kira?
J: Gak tau sih yang pasti ada. Lebih dari satu. Saya udah punya firasat gak nyaman dan gak enak.
(AD (23) karyawati Cikarang dalam skandal kasus staycation berujung tak perpanjang kontrak kerja. Sumber: istimewa)
T: Dia (atasan) kalau di tempat kerja gimana? Di luar modus-modus itu ya. Apa profesional?
J: Kalau di tempat kerja kan rame nih. Ga mungkin saya aja. Dia tetap profesional.
T: Sebelum mba speak up pernah cerita ke siapa aja?
J: Cerita ke pacar saya. Dia (bos) tau saya punya pacar. Tapi dia usaha mepet-mepet ngedeketin.
T: Dia orang lokal atau luar negeri?
J: Orang lokal. Bukan orang luar negeri.
T: Ada tekanan? Misalnya sama temen atau yang lainnya diomongin jangan "speak up" nanti kamu bakal gini gini?
J: Belum ada. Saya batesin komunikasi.
T: Siapa support mba selama kejadian ini?
J: Orang terdekat, pacar, keluarga.
T: Pesan buat pekerja lain?
J: Saya speak up bukan berarti saya mau viral atau pansos. Saya sebagai kaum wanita gak mau dilecehin, direndahin. Apalagi ada bahasa karena belum pake hijab. Gak pake hijab juga bukan berarti saya mau diajak-ajak kayak gitu.
(nsa/aag/ito)