- dok ist
Pilu, Ini Isi Rekaman Terakhir Korban Mbah Slamet Menjelang Detik-detik Kematian Usai Diberi Racun Potas
tvOnenews.com – Mbah Slamet alias Slamet Tohari ditangkap atas kasus pembunuhan bermodus dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah. Pria berusia 45 tahun ini tega menghabisi 12 nyawa korban dengan memberikan minum berisi racun potas.
Penyelidikan kasus ini masih berlanjut, kini terungkap rekaman suara dari salah satu korban Mbah Slamet bernama Paryanto sebelum tewas meregang nyawa. Rekaman tersebut dikirim melalui pesan Whatsapp ke sang anak.
Dilansir dari kanal Youtube TvOne, kuasa hukum keluarga Paryanto bernama Heri Purnama Tanjung membeberkan isi rekaman suara korban Mbah Slamet menjelang detik-detik kematian.
Berikut ini isi rekaman suara Paryanto yang dikirimkan kepada anaknya.
“Tahu kalau dishare loc ini rumah orang tuanya atau rumahnya juga samalah takutnya kenapa-napa Ayahnya gitu loh. Tahu lokasinya itu dimana sih rumahnya dia gitu loh, masa tunggu. Masuk ke kampung yang orang tuanya sekitar 100 meter, baru tanya dia sama aja kamu jangan ngambek ya,” ujar Paryanto dengan suara parau.
“Ya sih ini intinya cuma waspada aja. Iya dia sih pernah ngasih ayah 100 lebih. Cuma ini buat waspada aja, takutnya kan ayah enggak punya temen, enggak punya asisten, enggak punya ajudan, enggak punya rekan-rekan orang yang ayah percaya lagi. Ya agak sedikit ngeri itu loh,” sambungnya melalui rekaman voice note.
Selanjutnya, korban Mbah Slamet itu mengaku dirinya mengantuk setelah meneguk Pocari Sweat yang diberikan oleh pelaku. Dia
“Apalagi tadi kan, gak sadar apanya ngantuk mulu. Minum Pocari Sweat tidur lagi tidur lagi bersila nih sambil nunggu. Eh kepalanya langsung tidur di bawah. Kena nih, habis minum itu kaya orang mabok. Ayah ngomong sendiri orang gila ya udah ya, selamat sukses,” pungkas korban.
Selain itu, Paryanto juga sempat membagikan lokasinya alias share location kepada sang anak. Korban sendiri tampak curiga dengan Mbah Slamet dan meminta anaknya untuk menjemput jika terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan.
"Ini dirumahnya pak slamet bwt jaga2 klo umur ayah pendek. misal ayah gak ada kabar smpe hari minggu lsg aja dime lokassi bersama aparat. Glydass tau koq rumahnya," tulis Paryanto.
Kronologi Terungkapnya Serial Killer Mbah Slamet
Terungkapnya perbuatan keji Mbah Slamet berawal dari laporan pengaduan orang hilang yang diterima oleh Polres Banjarnegara pada Senin (27/3/2023).
GE, anak dari korban melaporkan bahwa ayahnya yang berinisial PO (53) tidak diketahui keberadaannya sejak Kamis (24/3/2023). PO sendiri merupakan warga asal Kecamatan Cibadak, Sukabumi Jawa Barat.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto membeberkan kronologinya. Dia menjelaskan saat itu GE diajak PO bertemu dengan temannya di Banjarnegara.
"Pada bulan Juli GE diajak ayahnya untuk bertemu dengan temannya yang berada di Banjarnegara, dimana pada saat itu ia bersama dengan ayahnya berangkat dari terminal Jalur Sukabumi dengan menaiki bus menuju Wonosobo," ujar AKBP Hendri Yulianto pada Senin (03/4/2023).
Setelah tiba di Wonosobo, keduanya turun di pinggir jalan dan bertemu dengan Mbah Slamet. GE dan PO dibawa ke rumah Slamet yang berlokasi di Desa Balun, Banjarnegara.
"Sesampainya di daerah Wonosobo kemudian turun di pinggir jalan lalu bertemu dengan seorang yang selanjutnya diketahui bernama mbah Slamet, lalu diajak ke rumahnya di Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara," lanjutnya.
Sesampainya di rumah tersangka, korban pun diiming-imingi untuk ikut penggandaan uang yang dipraktekkan oleh Mbah Slamet. Lalu, pada Kamis (23/03/23) korban PO datang sendirian dari Sukabumi menuju ke rumah Mbah Slamet di Banjarnegara dengan menggunakan mobil.
“Saat itu korban melakukan komunikasi dengan anaknya yang lain berinisial SL melalui pesan WhatsApp, yang isinya berupa share lokasi dan mengirimkan posisinya,” kata Hendri.
Dalam menjalankan aksinya, Mbah Slamet turut dibantu oleh anak buahnya berinisial BS seorang warga Kabupaten Pekalongan. Diketahui, Slamet Tohari mengajak korbannya untuk melakukan ritual dan memberikan minuman mengandung racun potas.
“Pelaku mengajak korban ke satu lokasi untuk melakukan ritual, agar prosesi ritual penggandaan uang berhasil, tersangka pun mengatakan ke korban agar tidak mengantuk dan memberikan minuman yang telah dicampuri racun potas,” ujar AKBP Hendri Yulianto. (rka)