- ANTARA
Tragedi Kelaparan di Gaza dan Barat yang Diam
Jika negara-negara Barat gagal bertindak, maka negara-negara Selatan Global harus menerapkan strategi terkoordinasi untuk mengubah perhitungan mereka. Isolasi diplomatik adalah alat pertama: melalui Majelis Umum PBB, BRICS, G77, dan Uni Afrika, Selatan Global dapat membingkai ketidakpedulian Barat sebagai pelanggaran sistemik hukum internasional, yang mengikis otoritas moral mereka.
Selain itu, langkah-langkah ekonomi juga dapat dilakukan seperti negara-negara penghasil energi, terutama di Teluk, dapat memanfaatkan diplomasi minyak bumi untuk menuntut akses kemanusiaan.
Tidak boleh dilupakan pula bahwa bentuk tekanan hukum seperti yang telah berjalan saat ini yaitu mengajukan kasus ke Mahkamah Internasional terhadap negara-negara yang terlibat dalam kejahatan perang hingga memperluas dukungan untuk investigasi oleh ICC meskipun ada perlawanan dari sejumlah negara Barat.
Secara kolektif, langkah-langkah ini lebih dari sekadar menghukum, tetapi melawan tatanan dunia di mana negara-negara yang kuat bertindak tanpa hukuman. Dengan menyatukan perangkat diplomatik, ekonomi, dan hukum, negara-negara Selatan Global dapat menunjukkan bahwa diam dalam menghadapi bencana kemanusiaan bukanlah suatu pilihan.
Berdiam diri dalam menghadapi tragedi kelaparan yang disengaja dilakukan Israel bukanlah netralitas, melainkan keterlibatan. Negara-negara demokrasi yang mengaku menjunjung tinggi hak asasi manusia tidak bisa mengalihkan pandangan mereka sementara warga sipil kelaparan.
Kata-kata tanpa tindakan hanya akan membuat mereka yang menjadikan kelaparan sebagai senjata semakin berani. Perlu diingat bahwa dalam catatan lintasan sejarah ke depan, generasi mendatang akan mengingat siapa pihak yang bertindak, serta siapa yang memilih untuk tidak peduli.(ant/bwo)