- sumber foto: x
Ini Profil Komandan Pasukan Elit Israel, Kolonel Jonathan Steinberg yang Tewas Oleh Serangan Hamas di Gaza, Palestina
Jakarta,tvOnenews.com-Pihak Israel mengabarkan sejauh ini sudah ada 26 orang tentara dan 30 polisi mereka yang tewas. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilansir dari Times of Israel pada Minggu (8/10/2023) menerbitkan nama-nama 26 tentara yang tewas dalam pertempuran melawan pejuang Palestina.Salah satu yang tewas adalah Komandan Brigade Infanteri Nahal Israel, Kolonel Jonathan Steinberg tewas dalam bentrokan dengan Hamas.
Pria 42 tahun itu tewas di dekat Kerem Shalom, perbatasan Jalur Gaza-Israel-Mesir, pada Sabtu (7/10) waktu setempat.Nahal adalah satu dari lima brigade infanteri IDF. Satuan tempur yang dikenal juga dengan sebutan Brigade 933 itu memiliki kekuatan empat batalion pasukan, termasuk satu batalion pengintai.
"Steinberg, dari kota selatan Shomria, sedang dalam perjalanan ke lokasi bentrokan yang dikelola oleh bawahannya. Saat itu, dia bertemu dengan seorang yang membunuhnya," jelas keterangan Pasukan Pertahanan Israel dikutip Minggu (8/10).
Steinberg adalah pejabat paling senior yang tewas dalam pertempuran pada Sabtu malam. Ia juga salah satu perwira paling senior yang tewas dalam pertempuran terbaru di kawasan tersebut.
Karir Steinberg di kemiliteran diawali pada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Agustus 2000. Ia ditugaskan pada Batalyon 931 di Brigade Nahal. Setelah menyelesaikan pelatihan dasar, ia bertugas sebagai prajurit tempur di batalion tersebut. Ia menjalani kursus Korps Pengumpulan Intelijen Tempur IDF dan diangkat menjadi komandan peleton dan berpartisipasi dalam operasi tempur melawan militan Palestina selama Intifada Kedua.
Pada tahun 2019, ia diangkat menjadi komandan Brigade Benjamin IDF. Pada tahun 2022, ia diangkat menjadi pemimpin utama operasi taktis dan memegang posisi ini hingga diangkat menjadi komandan Brigade 933.
Pada Sabtu, Hamas yang berbasis di Gaza meluncurkan serangan tiba-tiba ke Israel di pagi hari. Serangan mengejutkan diberi sandi operasi Badai Al Aqsa.
Dari tempat rahasia, Komandan Brigade Al Qassam menyebut salah satu alasan serangan itu adalah pendudukan Israel di Masjid Al Aqsa.
"Pasukan pendudukan Israel telah meningkatkan serangan mereka ke Masjid Al-Aqsa, menodai situs suci umat Islam dan berulang kali menyerang jamaah, khususnya wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia. Sementara itu, pendudukan Israel melarang warga Palestina mengakses Masjid Al-Aqsa dan mengizinkan pemukim kolonial Israel mengotori situs suci umat Islam dan melakukan penggerebekan setiap hari ke kompleks suci umat Islam," ujar Deif.
Kelompok tersebut menembakkan ribuan roket dan mengirimkan ratusan orang bersenjata ke komunitas Israel melalui darat, laut dan udara. Peristiwa ini menewaskan setidaknya 250 orang dan melukai lebih dari 1.500 orang hingga tengah malam.
Para pejuang Palestina juga dikabarkan menyandera puluhan tentara dan warga sipil ke Gaza. Sampai hari ini, Minggu (8/10/2023) kemungkinan korban jiwa bertambah lebih banyak. (bwo)