Sumber :
- Junjati Patra
JPU Kejati Sumsel Tuntut Vonis Mati Dua Kurir 9kg Sabu
Selasa, 21 September 2021 - 15:15 WIB
Palembang - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejati Sumsel, menuntut dua terdakwa sindikat sabu 9 kilogram antar Provinsi, pidana mati. Dua terdakwa pembawa sabu 9 kg Gantara Nugraha (23) serta Heru Suminto (33).
Dihadapan majelis hakim yang diketahui, hakim Harun Yulianto SH MH, JPU Kejati Sumsel, Desmilita SH, secara virtual menuntut dua terdakwa dengan pidana mati.
Berdasarkan petikan tuntutan yang sempat alami lima kali penundaan ini, JPU menyakatan terdakwa terbukti bersalah melakukan pemufakatan tanpa hak melawan hukum, menjadi perantara narkotika melanggar Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 132 (1) UU nomor 33 tentang narkotika yang beratnya melebihi lima gram.
"Menuntut supaya majelis hakim mengadili perkara ini memutuskan menjatuhkan pidana terhadap masing-masing terdakwa dengan pidana mati," tegas Desmilita bacakan tuntutan.
Adapun hal-hal yang memberatkan para terdakwa sebagaimana tuntutan yangbdibacakan yakni, perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam hal pemberantasan narkotika, terdakwa sudah berkali-kali melakukan perbuatan tersebut dengan jumlah sangat besar dan banyak.
"Tidak ada hal yang meringankan para terdakwa," sebut Desmilita.
Dengan telah dibacakan tuntutan pidana mati tersebut, kedua terdakwa melalui penasihat hukum Megaria SH, mengatakan, akan melakukan pembelaan (Pledoi) secara tertulis.
"Kami akan segera menyusun pledoinya, karena menurut kami tuntutan pidana mati terhadap klien kami sangatlah berat, tidak memenuhi rasa keadilan bagi klien kami," tuturnya
Sebelumnya petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Maret 2021 saat mobil yang dikendarai para terdakwa melintas didaerah Lempuing, saat digeledah dibagasi belakang mobil, didapati 9 bungkus sabu kemasan teh cina dalam mainan mobil-mobilan.
Berdasarkan keterangan para terdakwa bahwa sembilan bungkus sabu tersebut milik Selamet (DPO) untuk diantarkan kepada seseorang diwilayah Lampung dengan iming-iming upah Rp 100 juta, namun baru menerima upah Rp 10 juta untuk ongkos mengirim barang haram tersebut. (Junjati Patra/Madon/ade))