news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Janda Miskin Hidupi Keluarga dan Anak dengan Gangguan Jiwa.
Sumber :
  • tvOne/Jo Kenaru

Miris, Janda Miskin Hidupi Keluarga dan Anak dengan Gangguan Jiwa

Getrudis Sinar, hidup menjanda sejak tahun 2017. Sejak suaminya meninggal dunia pada 2017 lalu ia harus menghidupi sendiri empat orang anaknya.
Kamis, 30 September 2021 - 15:28 WIB
Reporter:
Editor :

Manggarai, NTT - Getrudis Sinar, hidup menjanda sejak tahun 2017. Sejak suaminya meninggal dunia pada 2017 lalu ia harus menghidupi sendiri empat orang anaknya.

Selain harus memenuhi kebutuhan sehari-hari, janda 52 tahun ini juga membiaya pendidikan dua anaknya yang masih di bangku SMP dan SMA. Tak hanya itu, anak sulung Getrudis merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Getrudis tinggal di gubuk kecil, Kampung Lawir, Kelurahan Lawir, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tempat tinggal yang amat sederhana berukuran 5x6 meter itu masih berlantai tanah. Rumah Getrudis hanya berjarak 1 kilometer dari kantor Bupati Manggarai.

Empat orang anaknya masing-masing bernama Gery (22), menderita gangguan jiwa sejak tahun 2014, kemudian Agustinus Handrivan (21) sudah putus sekolah saat kelas 2 SMA. Sedangkan dua yang tearakhir, masing-masing Theresia Angelita Jehuman (17) masih duduk di bangku SMA dan Yohanes Jehuman pelajar SMP.

Kebun wortel di belakang rumah berukuran 12x30 meter merupakan satu-satunya warisan almarhum Bonefasius Jehuman, mendiang suami Getrudis. Getrudis juga menjadi pekerja di kebun milik warga lain dengan upah Rp50 ribu per hari.

"Anak, ini satu-satunya kebun peninggalan almarhum suami," kata Getrudis kepada awak media dari Persatuan Wartawan Manggarai yang menyambangi kediamannya, Kamis (30/9).

"Saya menjual wortel untuk makan, minum, listrik, air, berobat, perawatan anak yang sakit, biaya  pendidikan anak, dan berbagai kebutuhan," sambungnya.

Selain bekerja serabutan dan menanam wortel, Getrudis juga menjual bahan bakar minyak (BBM) eceran.

"Tidak seberapa anak, tetapi yah untuk tambah-tambah sedikit," lanjutnya.

Walau bertatus sebagai warga miskin, Getrudis tidak mendapat bantuan dari pemerintah, kecuali setelah pandemi Covid-19, keluarganya mendapat BLT Rp300 ribu per bulan.

Merawat Anak ODGJ

Tujuh tahun lalu tepatnya pada 2014, atau tiga tahun sebelum suaminya meninggal, anak sulungnya tiba-tiba mengamuk. Ia menghancurkan seluruh perabotan rumah, menyerang orang seisi rumah dan warga di kampungnya.

Sejak saat itu Gery memperlihatkan perilaku yang tidak seperti biasanya. Agresif, murung, tatapan kosong, serta berjalan tanpa arah. Melihat kondisi Gery, Getrudis dan seluruh keluarga kebingungan.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral