- ANTARA
Padukan Empat Moda Transportasi Umum, Kawasan Dukuh Atas Bakal Dilengkapi Jembatan Cincin Donat
Keberhasilan Jembatan Cincin Donat bukan hanya diukur dari kemegahan arsitekturnya, melainkan dari bagaimana infrastruktur ini mampu membangun kebiasaan baru warga kota.
Pemerintah, kata Soni, perlu berani menetapkan radius pejalan kaki sejauh satu kilometer di sekitar kawasan tersebut dan memastikan koneksi antara MRT, LRT, dan KRL benar-benar nyaman.
“Kalau Jakarta mau maju seperti kota-kota di Asia Timur, habit itu harus dipaksa. Dipaksa untuk naik transit, bukan mobil. Dan ini bisa dimulai dari Dukuh Atas,” ujarnya.
Pada akhirnya, transformasi mobilitas bukan sekadar persoalan membangun jalan atau moda baru, melainkan upaya menata ulang budaya gerak sebuah kota. Selama kemudahan masih dimaknai sebagai kemampuan berkendara tanpa henti, perubahan akan selalu tertinggal di belakang kemacetan.
Namun, melalui ruang-ruang transit yang menghargai langkah kaki, kota perlahan belajar bernafas dengan ritme yang lebih manusiawi, sebab kemajuan sebuah kota tidak diukur dari seberapa cepat kendaraan melaju, melainkan dari seberapa selaras warganya bergerak bersama.(ant)